METROPOLITAN - Kabupaten Bogor yang ditunjuk langsung sebagai tuan rumah penampungan sampah oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, masih ogah-ogahan. Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Nambo yang menjadi rebutan bagi empat wilayah masih bermasalah dalam hal pembagian jatah. Bupati Bogor, Ade Yasin mengatakan, Kabupaten Bogor yang sudah menyumbangkan lahan seluas 15 hektare seharusnya mendapatkan jatah lebih dari pada Kota Depok, Kota Bogor dan Tangerang. Politisi partai berlambang Ka'bah itu mengaku sampai saat ini masih mencoba melobi Pemprov Jabar agar bisa menambahkan jatah sampah yang masuk ke TPST Nambo. Sebab jatah 600 ton per hari dinilai kurang dari cukup. "Sampah kita itu bisa mencapai 2.800 ton per hari, jadi kalau cuma 600 ton jatahnya, ya kita nggak mau," tegasnya saat diwawancarai Metropolitan, kemarin. Sampai saat ini peraturan bupati (perbup) soal TPST Nambo belum ada. Sehingga keinginan Kota Depok yang ingin mempercepat pengoperasian TPST Nambo tidak bisa diwujudkan. "Saya maunya 2.000 ton jatah untuk kita," tutupnya. Terpisah, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bogor, Ferry Roveo Checanova menilai kehadiran TPST Nambo tidak bisa menjadi patokan untuk penanggulangan sampah di Bumi Tegar Beriman. Dengan mengubah hutan non-produktif milik perhutani nantinya akan bernasib sama dengan TPS Galuga yang sudah mulai overload saat ini. Walaupun akan memiliki Refuse Derived Fuel (RDF) yang mendaur ulang sampah menjadi bahan bakar bagi pabrik semen di kawasan Kabupaten Bogor, hal tersebut tidak akan bisa menutupi sampah yang setiap harinya masuk ke TPST Nambo. Menurut perhitungannya, sampah yang masuk setiap hari nantinya bisa mencapai 2.500 ton, sedangkan pengolahannya hanya bisa 1.000 ton, agar menjaga kestabilan mesin. "Itu kan nanti pasti akan numpuk-numpuk juga sampah disitu. Jangan sampai kejadian seperti di Bandung lah," ujarnya. Ia menyarankan Pemerintah Kabupaten Bogor mulai berfokus kepada pembentukan bank sampah yang dibangun di setiap desa. Sebab penanggulangan sampah dari sektor terkecil adalah salah satu cara paling ampuh, mengingat sampah rumah tangga merupakan salah satu sampah yang paling banyak di produksi selama ini oleh masyarakat Kabupaten Bogor. Dengan cara memilah sampah dan mendaur ulang dari tingkat terendah, tentunya secara langsung akan mempengaruhi jumlah sampah yang akan dibuang ke TPS. "Semakin sedikit sampah yang dibuang maka akan semakin dikit pula sampah yang masuk. Pola pikir seperti ini yang harus ditanamkan kepada masyarakat," tukasnya. Sebelumnya muncul wacana bahwa Pemprov Jabar ingin mempercepat operasional TPST Nambo. Sebagai tuan rumah, Pemkab Bogor nyatanya belum siap lantaran masih banyaknya masalah di lapangan. Pemkab juga belum merestui Pemerintah Kota (Pemkot) Depok ikut membuang sampah di TPST seluas 55 hektare di Desa Nambo, Kecamatan Klapanunggal itu. (cr2/b/els)