METROPOLITAN.id - Bupati Bogor Ade Yasin ikut serta dalam Rakornas Pemerintah Pusat bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) se Indonesia di SICC, Kabupaten Bogor, Rabu (13/11). Dalam kesempatan itu, Bupati Bogor juga menyampaikan keinginanannya membangun Jalur Puncak II atau Poros Tengah Timur (PTT). Bupati Bogor mengaku jenuh dengan sistem one way atau satu arah yang selama ini diterapkan untuk meminimalisasi macet di Jalur Puncak. Tak hanya itu, dirinya menyampaikan upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah macet puncak, salah satunya lewat uji coba sistem Kanalisasi 2:1. Namun, upaya tersebut belum juga berhasil mengatasi macet yang sudah menahun "Masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Bogor sudah jenuh dengan sistem one way. Kanalisasi 2:1 juga sudah dicoba sehulan lalu tapi belum berhasil," kata Ade Yasin dihadapan rinbuan peserta Rakornas. Bahkan setelah diperhitungkan, masalah macet Puncak dirasa tidak mungkin menemukan solusi. Sebab, badan jalan dngan volume kendaraan tidak sebanding. Meski demikian, Bupati Bogor mengungkapkan opsi lain mengatasi macet jalur puncak. Ade Yasin mengungkapkan sudah membebaskan lahan untuk membangun jalur Puncak II atau PTT. Jika terelaisasi, jalur PTT ini diklaim mampu mengurangi macet Puncak hingga 40 persen. "Kami ada solusi sebenarnya, kami sudah bebaskan tanah untul jalan PTT Sepanjang 46 kilometer. Sudah diajukan proposal ke Kemen PUPR dari Sentul ke Cianjur," ungkapnya. Namun saat itu, Kemetrian PUPR memiliki kajian berbeda dengan Kabupaten Bogor. PUPR menilai jika PTT dibangun akan berkembang perumahan di sekitar lokasi jalan. Sementara Pemkab Bogor menilai pembangunan PTT mampu meningkatkan Index pembangunan manusia (IPM), rata-rata lama sekolah, hingga peningkatan desa tertinggal di Timur Kabupaten Bogor. "Ketika dibangun jalan juga mengurangi pengangguran. Kalolau kecurigaan PUPR, minta Perpre (peraturan presiden) saja agar tidak ada perumahan atau green belt," pungkas Ade Yasin. (fin)