berita-hari-ini

1.500 Korban Banjir Bandang Lebak Kelaparan

Minggu, 5 Januari 2020 | 06:00 WIB

METROPOLITAN - Sebanyak 1.500 jiwa warga yang menjadi korban banjir bandang di Kabupaten Lebak, Banten dua hari terisolir.
Mereka berada di tiga Kampung, di Desa Bungur, Kecamatan Sajira. Yakni kampung Cimenteng, Susukan dan Bolang.
Selama terisolir, warga kesulitan menemukan makanan dan kedinginan.
Bahkan, untuk mengamankan diri, para korban berlari dan mengungsi ke berbagai tempat seperti sekolah dan hutan yang berada di dataran tinggi.
Salah seorang korban, Hasan Basri mengaku, banyak rumah warga hanyut terbawa oleh derasnya air.
Kemudian, hingga Kamis (02/01/10) petang, belum juga mendapatkan bantuan apapun dari berbagai pihak.
“Kami semua kelaparan. Ada yang ngungsi di saung sawah, di Lapangan dan Hutan-Hutan. Kami tidak kebagian makanan, jadi kelaparan,” ujarnya.
Kemudian, lanjut Hasan. Saat pemerintah dan lainnya mulai membuka akses jalan menuju kampung tersebut dengan membawa berbagai bantuan baik makanan maupun pakaian, tidak dapat merata.
Sebab, para warga terpaksa mengungsi secara terpisah karena keterbatasan tempat.
“Bantuan sebetulnya datang tadi pagi, cuma karena akses gak bisa, jembatan terputus, lumpur memenuhi perkampungan, ditambah kami warga ngungsi ya berpencar, jadi tidak semua kebagian,”
“Saya minta agar Bapak Wakil Gubernur bisa menyediakan tenda besar supaya warga bisa kumpul di satu titik. Jadi, pembagian bantuan bisa lebih merata,” ungkapnya.
Ditemui di Lokasi kejadian, Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mengatakan, pihaknya akan segera memberikan tenda besar kepada masyarakat agar dijadikan sebagai tempat pengungsian.
Kemudian, lanjut Andika. Ia telah menginstruksikan agar BPBD Banten dan Tagana segera menambah perahu karet di lokasi tiga kampung tersebut, sehingga bantuan logistik dapat secepatnya diantarkan ke masyarakat yang kelaparan.
“Ada beberapa akses pasilitas umum yang terputus, jadi kita sekarang dari BPBD dan Tagana memberikan perahu karet untuk mengevakuasi,” katanya di lokasi kejadian.
Andika juga mengakui, saat ini masih banyak masyarakat yang belum terevakuasi karena akses tidak memadai.
“Banyak mereka yang tidak bisa di evakuasi, sudah saya tugaskan ke BPBD dan Tagana untuk menambah perahu karet agar bantuan datang karena mereka belum pada makan, Logistik sudah ada cuma terbatas karena ada 1,500 warga,” ujarnya.

Tags

Terkini