METROPOLITAN.id - Suasana pagi di Kampung Sinar Harapan, Desa Harkatjaya, Kabupaten Bogor usai malam pergantian tahun, Rabu (1/1), cukup sepi. Tak banyak aktivitas warga seperti biasanya. Orang-orang memilih tetap berada dalam rumah. Sebab sejak malam hari, wilayah di lereng bukit tersebut diguyur hujan tanpa henti. Warga tak pernah menyangka hujan deras yang mengguyur bakal menjadi petaka. Sudah berpuluh-puluh tahun lamanya, Kampung Sinar Harapan selalu aman dari bencana. Hingga pukul 7.30, hujan dengan intensitas cukup deras belum juga reda. Anak-anak hingga orang dewasa tak ada yang di luar rumah. "Istri saya si sempat ngecek ke empang katanya airnya penuh. Ada air lumayan deras turun dari atas bukit. Istri saya juga bingung, kok ada air turun dari atas bukit. Padahal di atas nggak ada sungai," tutur Asep, warga RT02/07 Kampung Sinar Harapan saat mengenang detik-detik terjadinya longsor. Sang istri pun segera kembali masuk ke dalam rumah. Tak lama kemudian, gemuruh terdengar dari arah bukit. Material longsor bercampur air langsung menyapu tiga rumah yang berada paling dekat dengan tebingan. Warga mulai menyadari longsor telah terjadi. Semua panik berusaha menyelamatkan diri. Namun sayangnya, tak sampai 5 menit berselang, longsor kembali terjadi dengan skala yang lebih besar. Longsor kedua menimbun sekitar 19 rumah warga dan meluluhlantakkan semua yang ada di perkampungan tersebut. "Longsor pertama setengah delapan pagi, 3 rumah kena. Nah yang kedua baru longsor besar. Ada kira-kira 19 rumah yang kena. Semua langsung sibuk nyelamatin diri," ungkapnya.
-
-
-