METROPOLITAN.id - Bencana longsor dan banjir di Kecamatan Sukajaya membuat sejumlah akses jalan terputus. Akibatnya, desa terjauh yaitu Cileuksa sempat terisolasi. Bahkan setelah 22 hari bencana, masih ada tiga kampung yang belum bisa diakses menggunakan kendaraan. Bantuan pun harus didistribusikan lewat flying fox yang menyebrangi sungai dan tebingan. Tiga kampung di Desa Cileuksa yang masih terisolasi adalah Kampung Ciparengpeng, Cijairin dan Ciear. Butuh perjuangan ekstra untuk sampai ke kampung tersebut. Awalnya, Desa Cileuksa secara keseluruhan menjadi wilayah paling terisolasi. Banyaknya titik longsoran membuat akses jalan terimbun material longsor. Bahkan tak sedikit lokasi yang jalannya benar-benar terputus. Akses jalan sendiri baru terbuka beberapa hari belakangan melalui Kementerian PUPR dengan membuka jalan baru melewati tiga bukit. Akses yang terbuka pun baru sampai ke Kampung Cileuksa Utara, kampung yang menjadi pusat pemerintahan Desa Cileuksa. Untuk menembus tiga kampung yang terisolasi, kendaraan bisa menjangkau pos terakhir hingga Kampung Cileuksa Desa. Setelah itu, akses hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki hingga lebih dari tiga jam lamanya. Musababnya, jembatan di atas Sungai Ciberang yang menjadi penghubung dengan tiga kampung terjauh hilang disapu banjir dan longsor. Akibatnya, bantuan logistik untuk warga terdampak bencana di tiga kampung tersebut hanya bisa sampai di pinggiran Sungai Ciberang.
-
-