berita-hari-ini

Detik-detik Orang Utan Borneo Selamatkan Pria di Sungai Penuh Ular

Kamis, 13 Februari 2020 | 20:00 WIB
The orangutan watches the man in the water clearing snakes as part of a conservation effort to protect the apes in Borneo. See SWNS copy SWCAhand: This is the touching moment an orangutan tries to lend a helping hand to a man searching for the animals' sworn enemies - snakes. The striking image appears to show the great ape reaching out to assist the man, who is stood in a river. The picture was taken in a conservation forest area in Borneo where the endangered species are protected from hunters.

METROPOLITAN – Tak hanya manusia, hewan juga memiliki rasa kemanusiaan. Tak sedikit kejadian-kejadian nyata yang memperlihatkan seekor hewan yang menolong dan menyelamatkan nyawa manusia. Tak terkecuali dengan momen langka berikut ini. Fotografer amatir Indonesia, Anil Prabhakar mengabadikan momen menakjubkan saat ia sedang melakukan safari bersama dengan teman-temannya. Ia melihat seekor orang utan yang tinggal di kawasan konservasi di Kalimantan sedang berusaha mengulurkan tangannya untuk membantu seorang pria yang terendam hingga sedada di sungai yang penuh dengan ular dan lumpur. Fotografer tersebut diberitahu bahwa pria itu bekerja untuk Yayasan Orangutan Survival Borneo (BOSF), sebuah organisasi nirlaba yang didirikan pada 1991 yang didedikasikan untuk melindungi spesies yang terancam punah. Pada saat itu, pria tersebut memang sengaja sedang mencari ular di daerah itu yang dapat membahayakan primata. Namun, pria itu tidak menggapai tangan si orang utan, karena ia menganggap itu adalah binatang liar. "Seseorang memberi tahu dia (orang utan) ada ular di sungai. Dia kemudian mendekat dan memberikan tangannya," ujarnya, dilansir VIVA dari Healthy Food House, Rabu 12 Februari 2020. Prabhakar juga mengatakan, kalau peristiwa tersebut berlangsung singkat, yaitu hanya 3-4 menit saja. Namun, ia mengaku sangat senang momen spesial itu terjadi padanya. Ia kemudian memosting foto tersebut di Instagram,  dan sejauh ini sudah mendapat like hingga lebih dari 40 ribu. Antara tahun 1999 dan 2015, habitat alami mereka rusak karena dibuat untuk lahan perkebunan kelapa sawit. Populasi orang utan Borneo telah berkurang lebih dari setengahnya. Setiap tahun, sekitar 66 juta ton minyak kelapa sawit diproduksi. Dampaknya, banyak hutan dan lahan yang dihancurkan untuk memberikan ruang bagi perkebunan. Penurunan populasi orang utan juga disebabkan karena kebakaran hutan, degradasi hutan oleh penebangan liar, serta perburuan orang utan untuk makanan dan tangkapan untuk perdagaan hewan peliharaan.

Tags

Terkini