METROPOLITAN - Meski berbahaya, warga masih mengandalkan sebuah bambu dan tambang sebagai pengganti palang pintu otomatis perlintasan rel kereta api di Perumahan Gaperi, Desa Bojonggede, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor. Salah seorang pengendara, Agus (30), mengaku tidak ada pilihan lain selain melintasi palang perlintasan kereta api yang terbuat dari bambu itu. “Memang berbahaya melintas portal yang terbuat dari bambu. Mau gimana lagi, tidak ada lagi akses menuju Cibinong,” kata Agus, pengendara asal Kecamatan Kemang. Karena itu, ia berharap ada solusi dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor. “Saya setiap hari lewat sini, berharap ada perhatian dari pemerintah. Misalkan dibuatkan palang otomatis,” ungkapnya. Kapolsek Bojonggede Kompol Supriyadi menambahkan, perlintasan kereta api yang terbuat dari batang bambu dan tambang, secara garis besarnya memang tidak berizin. “Cuma ada satu yang berizin, itu juga milik PT KAI yang ada di ruas Jalan Bojonggede,” ucap Supriyadi. Ia juga mengaku memang tidak ada pilihan lain bagi para pengendara untuk melakukan aktivitasnya di jalan tersebut. Para pengendara sudah lama memanfaatkan perlintasan tersebut. “Memang bahaya sih adanya perlintasan kereta terbuat dari bambu. Mau gimana lagi, saya juga bingung. Tapi nanti saya akan koordinasi dengan Pemkab Bogor,” pungkasnya. (mul/c/yok/run)