METROPOLITAN - Sejumlah pihak menyerang Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan,.atas persoalan banjir yang melanda ibu kota negara tersebut. Mereka menilai Anies gagal sebagai gubernur. Bahkan, ada pula yang menyebut Jakarta hancur karena Anies bekerja. Kali ini, pegiat media sosial Denny Siregar juga seolah tidak mau ketinggalan. Dalam video yang diunggah Cokro Tv di Youtube, Rabu, 26 Februari 2020, Denny ikut 'mem-bully' sang gubernur. Denny menuturkan Jakarta sejak dulu memang sudah menjadi langganan banjir. Sejak zaman pemerintahan Belanda di tahun 1600-an sampai sekarang Jakarta terus dihajar banjir. Berbagai penanganan dilakukan secara serius mulai dari membangun waduk, sampai di zaman Ahok terjadi penggusuran penduduk yang tinggal di sekitar kali. "Tapi, memang sulit menangani banjir di Jakarta. Itu karena Jakarta memang dikabarkan berpotensi tenggelam dengan amblesnya tanah di Jakarta setiap tahun," kata Denny. Denny mengatakan ada banyak penyebab kenapa tanah di Jakarta ambles sekian puluhsentimeter setiap tahun. Pertama, berkurangnya air di dalam tanah karena penggunaan sumur bor air tanah secara berlebihan. Kedua, karena beban di permukaan tanah terlalu berat akibat banyaknya gedung tinggi. Dan ketiga, karena kondisi natural, yang artinya memang tanah Jakarta punya potensi turun. "Ketika masa kepemimpinan Jokowi sebagai Gubernur Jakarta dia fokus pada penanganan banjir. Lanjut pada masa Ahok, penanganan banjir di Jakarta menjadi agenda utama," kata Denny. Dia melanjutkan proyek besar yang dilakukan Ahok adalah normalisasi sungai Ciliwung. Target Ahok pada waktu utu adalah kali Ciliwung dinormalisasi sejauh 33 kilometer. "Sayang Ahok sudah tidak menjabat lagi. Gubernur baru Jakarta Anies Baswedan tidak mau meneruskan kerja Ahok karena gengsi," katanya. "Malu dong, meneruskan kerja lawan politik. Entar dibilang enggak punya prestasi," lanjut Denny. Yang terjadi akhirnya, kata Denny, normalisasi itu mandek. Dan sampah kembali bertebaran di sepanjang sungai Ciliwung yang dihasilkan oleh warga yang tinggal di bantaran sungai. Menurutnya, lebar sungai Ciliwung menjadi sempit karena banyak warga yang bikin bangunan permanen di pinggirnya. Dan banjir pun semakin lambat surutnya karena air tidak punya tempat untuk mengalir. "Zaman Anies Baswedan, penanganan banjir seperti tidak punya konsep yang jelas," ujar Denny. Denny menuturkan Anies lebih banyak bermain di kata-kata daripada di kerja. Normalisasi diganti menjadi naturalisasi. "Bedanya cuma kalau normalisasi adalah pemasangan dinding beton di samping sungai sedangkan naturalisasi gak pakai beton, tapi tumbuh-tumbuhan supaya tampak hijau katanya. Penting enggak sih?" kata Denny. Dan, lanjutnya, Anies ingin penanganan banjir harus sesuai tuntunan agama, sesuai sunatullah. "Entah apa urusannya banjir dengan agama, cuma Anies yang tahu karena dia terbiasa menggunakan agama sebagai tamengnya seperti yang terjadi pada saat Pilgub DKI 2017 lalu," cetus Denny. Denny mengatakan Anies sebenarnya tahu bahwa dia tidak bisa kerja. Menurutnya, Anies tidak punya konsep apa-apa. "Mau meneruskan konsep Ahok, udah kadung malu. Akhirnya yang dilakukan adalah membangun pencitraan dengan mengucurkan dana hibah ke ormas-ormas supaya mereka mendukung dan menjaga nama baiknya," katanya. Denny menilai dana hibah senilai triliunan rupiah itu efektif karena meskipun banjir di mana-mana, masih ada pendukung Anies yang menganggap bahwa apa yang dikerjakan Anies adalah benar. Kemudian mengatakan banjir di Jakarta adalah berkah. Bahkan, badan Musyawarah DKI mengatakan bahwa penduduk DKI Jakarta harus bersyukur karena banjir terjadi waktu hari libur. Dan memuji Anies sebagai gubernur yang soleh. "Memang mahadahsyat kekuatan dana ormas yang berlimpah sehingga lidah bisa berbalik-balik dari bencana menjadi berkah dari sang maha kuasa, dan gubernur yang tidak bisa bekerja apa-apa menjadi gubernur yang soleh dan dirahmati sang pencipta," kata Denny. https://www.vivanews.com/berita/politik/38181-jakarta-banjir-giliran-denny-siregar-bully-anies?medium=autonext