berita-hari-ini

Larva Kering dari Bogor Tembus ke Iggris, Mentan: Ini Luar Biasa

Selasa, 3 Maret 2020 | 19:22 WIB

METROPOLITAN.id - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melepas ekspor perdana komoditas larva kering jenis Black Soldier Flies (BSF) Ke Negara Inggris sebanyak 7 ton. Pelepasan dilakukan secara simbolis di PT Biocycle Indo di Komplek RPH Kota Bogor, Selasa (3/3) siang. Sebelum melakukan pelepasan, Syahrul menyempatkan berkeliling di area budidaya larva. Ia nampak takjub saat melihat larva-larva hidup dikembangbiakan dengan cara yang sudah profesional hingga proses pengolahannya. "Ini luar biasa, menembus Inggris adalah kebanggan sebuah negara karena tidak gampang menembus Inggris. Bogor hari ini mencetak sebuah arah seperti itu. Biasanya kita bisa tembus Inggris setelah melalui Italia atau Jerman. Tapi kalian sudah tembus langsung, berarti itu pintu yang bagus untuk pintu pertanian Indonesia ke depan" kata Syahrul. Menurutnya, Indonesia memerlukan pelaku usaha yang terus berinovasi untuk menumbuhkan produk ekspor baru aseperti larva kering ini. Tak hanya itu, negara tujuan baru pun perlu terus diperluas. Berkoordinasi dan bersinergi memperkuat jejaring antara pemerintah pusat, daerah dan seluruh pemangku kepentingan untuk mendorong potensi ekspor pertanian dalam memasuki pasar global. "Hari ini Bogor membuktikan ada komoditas yang bisa diekspor dan itu tidak ada di negara lain. Larva kering ini menjadi contoh bahwa sebenarnya kemampuan produk negeri ini menembus kebutuhan dunia sangat terbuka luas," yakinnya. Selain itu, Syahrul mendukung penuh produk pertanian yang diekspor sedapat mungkin sudah dalam bentuk olahan. Tujuannya, agar dapat memberikan nilai tambah. "Manfaatkan fasilitasi KUR yang tersedia, selain untuk meningkatkan pengolahan sehingga dapat diekspor dalam bentuk jadi, atau minimal setengah jadi. Ini harus dikembangkan," ujar Syahrul. Di sisi lain, ia melihat ekspor larva ini menjadi bukti nyata untuk membangkitkan minat generasi muda terjun ke sektor pertanian. Syahru memandang ekspor ini mampu menghadirkan kemampuan-kemampuan anak bangsa untuk mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki. "Mengapa demikian? Karena ekspor larva kering ini adalah sesuatu yang tidak dimiliki negara lain. Oleh karena itu, pasti Bogor akan makin memiliki kemampuan untuk menghadirkan masyarakat yang makin baik," terangnya. Syahrul menegaskan, produk pertanian memiliki potensi ekspor. Kondisi ini menjadi peluang bagi anak-anak muda-muda bahwa bidang pertanian adalah sesuatu yang pasti. Pertanian bisa menjadikan hidup lebih baik, bahkan pertanian adalah solusi dari lapangan kerja yang tersedia di setiap momentum. "Bungkil sawit saja dapat dijadikan pakan ternak, kemudian larvanya menjadi makanan yang nilainya sangat mahal di luar negeri. Di sisi lain komoditas larva sangat dibutuhkan oleh seluruh dunia. Kalau begitu tinggal anak mudanya mau berada dalam posisi apa? Mau menjadi off taker dari pembeli saja atau mau menjadi pembudidaya, bisa juga menjadi trading. Tinggal mereka memilih konsep-konsep yang sudah tersedia," tutur Syahrul.  
-
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bersama Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim melepas secara simbolis ekspor larva kering ke Inggris di area PT Biocycle Indo di Komplek RPH Bubulak, Kota Bogor, Selasa (3/3). (Foto: Fadli/Metropolitan) Di tempat yang sama, Wali Kota Bogor Dedie A Rachim meminta para milenial mencontoh apa yang sudah dilakukan PT Bio Cycle Indo. Ada sesuatu yang sangat positif dari kreatifitas anak muda dan itu diharapkan bisa menginspirasi. Dedie menjelaskan, mayoritas pendapatan Kota Bogor berasal dari sektor jasa. Seperti restoran, hotel, kuliner dan sejenisnya. Dengan kehadiran budidaya larva yang sudah diekspor ke berbagai negara ini, ada peluang pendapatan dari sumber yang sudah ada dan tentunya bisa menyerap tenaga kerja. "Ini tentu menjadi sesuatu yg sangat baik dan bisa menyumbang sumber pendapatan lain untuk Kota Bogor," ungkap Dedie.
-
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (tengah) bersama Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim (kiri) mengecek muatan kontainer berisi larva kering yang bakal diekspor ke Inggris di area PT Biocycle Indo di Komplek RPH Bubulak, Kota Bogor, Selasa (3/3). (Foto: Fadli/Metropolitan) Sementara itu, Direktur PT Biocycle Indo selaku eksportir, Budi Tanaka mengatakan, larva kering ini biasa digunakan sebagai sumber protein campuran bahan pembuatan pakan ternak. Menurutnya, industri ini sangat menjanjikan dan prospektif serta menjadi peluang bagi perusahaan pakan ternak Indonesia lainnya untuk mengembangkan di pasar lokal maupun menembus pasar dunia. "Untuk memenuhi target ekspor dalam tiga tahun ke depan sebesar 24.000 ton per tahun dengan total nilai penjualan Rp1,3 triliun, kami sedang mengembangkan lokasi produksi yang lebih besar di Pekanbaru," terang Budi. Tak hanya ke Inggris, larva yang merupakan komoditas pertanian ini telah berhasil diekspor ke Jepang hingga Uni Eropa. Jumlah ekspornya mencapai 59,113 ton dan total nilai penjualannya hingga Rp3,31 miliar dalam kurun waktu 2018-2019. Pengiriman ekspor melalui pelabuhan Tanjung Priok dan disertai penjaminan kesehatan dan keamanan dengan Sertifikat Kesehatan oleh Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok. Sebelumnya tempat produksi telah ditetapkan sebagai Tempat Tindakan Karantina oleh Menteri Pertanian serta disertifikasi dengan Nomor Kontrol Veteriner (NKV). (fin)

Tags

Terkini