METROPOLITAN.id - Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat dan masyarakat siap berkolaborasi menghadapi tantangan 50 tahun penduduk Jawa Barat. Komitmen kolaborasi ini terungkap dalam Rapat Kerja Daerah Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Banggakencana) Tingkat Jawa Barat, kemarin Mewakili Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Asisten Administrasi Sekretariat Daerah Jawa Barat, Dudi Sudrajat Abdurrachim mengatakan, kekuatan utama BKKBN terletak pada aspek kolaborasi antara pemerintah dengan masyarakat. Tradisi ini terus dijaga selama bertahun-tahun, sehingga menghasilkan capaian kinerja gemilang yang ditandai dengan menurunnya angka kelahiran dari 5-6 anak pada dekade 70-an menjadi 2-3 anak sejak 2010-an. “Perlu kita ingat bahwa BKKBN itu juga sejarahnya dari komunitas, lahir dari prakarsa masyarakat. Tumbuh dari kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengendalian kelahiran dan mendorong tumbuhnya keluarga sejahtera dan berkualitas. BKKBN lahir dari rahim Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI). Kita juga bisa melihat BKKBN terus menggandeng kekuatan-kekuatan sosial maupun kelembagaan formal dalam menjalankan program KB atau sekarang menjadi Banggakencana. BKKBN bermitra dengan PKK, TNI, asosiasi tenaga kesehatan, media, dan lain-lain. Inilah yang kemudian menjadikan BKKBN besar, program KB besar,” kata Dudi. Untuk itu, ia sangat mendukung penguatan kemitraan yang digagas BKKBN melalui kegiatan Rakerda Banggakencana. Bagi Gedung Sate, Rakerda Banggakencana menjadi tahapan penting dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) Jawa Barat. Hal ini sejalan dengan komitmen Gubernur Ridwan Kamil untuk memperkuat kolababorasi dalam pembangunan Jawa Barat. Jawa Barat senantiasa berkolaborasi dengan lima pilar pembangunan atau pentahelix, meliputi academic (akademisi), business (perusahaan), community (masyarakat), government (pemerintah) dan media. “Kami mengakui BKKBN sudah melakukan pembangunan kependudukan dan keluarga berencana dengan sangat baik sekali melalui kolaborasi dengan lima pilar yang kita sebut pentahelix tadi. Nah, cara-cara baik ini harus terus dilanjutkan untuk mengadapi tantangan Jawa Barat dengan penduduk 50 juta saat ini. Dengan 50 juta penduduk ini berarti kita harus menyiapkan daya dukung memadai, penyediaan fasilitas yang dibutuhkan masyarakat,” ungkapnya.
-
-
-