berita-hari-ini

Kasus Covid-19 Melonjak, Warga Singapura Panik

Senin, 6 April 2020 | 10:58 WIB

METROPOLITAN - Masy­arakat Singapura terkesan panik dengan adanya lonjakan kasus Covid-19. Mereka pun memborong kebutuhan pokok di supermarket. Kepanikan itu muncul setelah Perdana Menteri (PM) Singapura, Lee Hsien Loong, mengumumkan penutupan sebagian besar tempat kerja dan sejumlah layanan publik. Kebijakan tersebut dilakukan untuk menghentikan penye­baran corona virus di negeri Temasek tersebut. Dalam pengumuman itu, Lee Hsien Loong menyebut pasien Co­vid-19 lebih dari 1.000 kasus dengan 5 jumlah kematian. Dilansir AsiaOne, warga Singapura yang kehabisan persediaan kebutuhan pokok mulai antre di sejumlah toko. Mereka menyetok kebutuhan untuk beberapa minggu ke depan. Tidak hanya kebutuhan pokok, mereka juga mem­beli mainan, elektronik, dan barang-barang lainnya. Di mal yang belum tutup, antrean panjang dapat dilihat di luar outlet Toys ‘R’ Us, Po­pular and Challenger dan se­jumlah toko buku. Para orang tua bersiap membeli buku-buku, mainan, bahkan laptop untuk mempersiapkan anak-anak belajar di rumah. Sebab, pemerintah Singapura mene­rapkan kebijakan tetap di rumah pada Rabu (8/4). Pengunjung Universal Studios Singapura pun ramai memakai masker. Decathlon, salah satu peda­gang toko alat olahraga, men­gatakan, penjualannya mening­kat 43 persen dalam dua hari terakhir. Sejumlah barang yang diburu konsumen di antaranya dumb-bells, tikar yoga dan to­ning band. Memborong kebu­tuhan olahraga itu supaya warga bisa olahraga di rumah. Selasa (7/4) depan, restoran dan pusat jajanan di Singa­pura mulai menerapkan la­rangan makan di tempat. Mereka hanya melayani pem­belian untuk dibawa pulang atau take away. William Lee, salah seorang warga yang makan di Cle­menti Market and Food Cen­tre, mengaku kurang nyaman saat terus berada dalam rumah. Tetapi dia berusaha mema­hami situasi ini. Seperti dilaporkan The Sun­day Times, antrean panjang juga terlihat di supermarket. Beberapa pasar basah juga penuh sesak. Tidak semua pengunjung pasar yang me­matuhi aturan dengan men­jaga jarak aman. Contohnya yang terjadi di Pasar Ghim Moh dan Pasar Bulat Tampines. Di sana ter­lihat ramai dan antrean pem­beli. Pedagang daging begitu sibuk melayani permintaan daging potong segar. Normah Nonis, penjual sayur-sayuran di Pasar Geylang Bahru menu­turkan, kebijakan menjaga jarak sulit dilakukan di pasar basah. “Kami memberi tanda di tanah, tetapi sulit untuk memastikan bahwa orang-orang melakukan­nya,” kata pria 53 tahun itu. Badan Lingkungan Nasional Singapura memulai uji coba di pasar Taman Serangoon untuk membatasi jumlah pembeli yang diizinkan dalam satu waktu. Tujuannya menghin­dari kerumunan di pasar. Pihak berwenang telah mengimbau warga Singapura agar tidak meninggalkan rumah jika tidak ada keperluan mendesak di luar. Dilansir Channel News Asia, Menteri Pembangunan Nasional Lawrence Wong se­belumnya sudah menegaskan bahwa harus ada langkah se­rius menangani kenaikan kurva kasus covid-19. “Meng­ingat tren yang sangat meng­khawatirkan dalam penyebaran Covi-19, Singapura membuat langkah preemtif,” kata Wong. (jp/feb/py)

Tags

Terkini