berita-hari-ini

'Lima Ujian Tauhid di Masa Covid' dalam Khutbah Ied Bima Arya

Minggu, 24 Mei 2020 | 13:25 WIB

METROPOLITAN - Hari Raya Idul Fitri tahun ini terasa berbeda lantaran berada di tengah wabah pandemi Covid-19. Wali Kota Bogor Bima Arya pun melaksanakan salat ied di kediamannya, Minggu (24/5) pagi dan bertindak sebagai khatib. Sedangkan imam salat dipimpin Ustaz Alzipco Hefzi, yang merupakan suami dari adik iparnya, Yulia Rachman. Bima menyampaikan khutbah dengan tajuk ‘Ujian Tauhid di Masa Covid, dimana saat ini merupakan masa-masa yang sangat sulit dan penuh cobaan. "Ada lima ujian yang kita hadapi hari ini, yakni ujian untuk memahami tujuan dari Allah SWT, ujian kesiapan, ujian kesabaran, ujian ketauhidan dan ujian berbaik sangka kepada Allah SWT," katanya. Yang pertama, sambung dia, ujian untuk memahami tujuan dari Allah SWT, dimana tafsir kita menentukan langkah, pemahaman menentukan gerak kita, persepsi terhadap ujian ini menentukan hidup ke depannya. "Mengapa kita harus mengalami ini? Mengapa di Kota Bogor harus ada 110 orang yang positif sampai hari ini? Mengapa wali kotanya menjadi pasien Covid positif nomor satu di kota ini, bukan orang lain?" tukasnya. Ibarat satu pekerjaan, kata Bima, setiap anggota harus tahu tujuan akan ke mana. Kalau ada anggota yang tidak paham tujuannya, maka tim itu tidak akan bisa mencapai apa yang ditargetkan. Demikian pula dengan Kota Bogor. Kalau semua paham dan bisa menangkap pesan dari Allah SWT, Insya Allah bisa menghadapi ini bersama-sama.
-
"Seperti dalam firman Allah dalam surat Al-An’am ayat 42 yang berbunyi 'Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon kepada Allah dengan tunduk dan merendahkan diri,” paparnya. Ia menambahkan, pandemi ini bukan hanya ujian kesehatan, tetapi juga merupakan ujian keimanan. Sebab bkan yang paling kuat yang akan menang, juga bukan yang paling sehat yang akan bertahan dan jelas bukan yang paling kaya yang akan terus ada. Tetapi yang paling beriman Insya Allah yang akan bisa memetik hikmah. Ujian yang kedua, yakni ujian kesiapan untuk melihat jangka panjang "Seperti yang difirmankan Allah dalam Surat Al-Ashr ayat 18 yang berbunyi ‘Hai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan,” jelas Bima. Ujian ketiga, kata dia, adalah ujian kesabaran. Bima mengajak menjalani semua takdir dan ketentuan-Nya dengan penuh kesabaran. Memang tidak akan mudah untuk menahan sabar karena bukan hanya menahan amarah, namun siap dan ikhlas untuk menjalani semua ketentuannya dengan seluruh dinamika. "Namun Allah SWT mengingatkan kepada kita semua bahwa sabar ada ilmunya. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Kahfi ayat 68 yang berbunyi 'Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu? Semua cobaan dan ujian ada ilmunya untuk dipelajari dan diyakini dan dipahami agar kita bisa sabar. Bagi yang ilmunya dangkal, yang malas untuk belajar, akan sulit menjadi sabar. Tapi kalau dipelajari semua ilmunya,lihat semua anatominya, Covid-19 ini Insya Allah bisa kita hadapi, bisa perangi bersama-sama,” ujar F1.
-
Politisi PAN itu menambahkan,  ujian keempat yaitu ujian ketauhidan, yang membuat kita semakin yakin tentang keesaan Allah SWT. Buatnya, masih banyak yang tidak diketahui tentang Covid-19. Semua menjadi misteri. siapa yang bisa tertular hingga cara tertularnya. "Ketika saya dirawat di RSUD saya bertanya kepada dokter, ‘Dok saya diobati apa?’ Lalu jawab dokter, ‘Bapak tahu, ini belum ada obatnya.’ Jadi yang menyembuhkan itu bukan dokter. Yang menyembuhkan adalah Allah SWT. Dokter hanya berikhtiar untuk mengobati. Jadi, Insya Allah Covid-19 ini menyadarkan kepada kita untuk tidak bergantung kepada makhluk Allah. Man proposes, God Disposes. Let's do our best, but God will do the rest. Agar manusia mengangkat harapan hanya kepada Allah bukan kepada manusia,” ucap suami Yane Ardian itu. Terakhir, kata dia, Ujian kelima yakni ujian agar kita semua berbaik sangka kepada Allah SWT. Hari ini segala sesuai terasa seram dan suram. Tapi Allah selalu punya skenario baik bagi makhluknya yang beriman dan bertakwa. "Seperti HR Abu Huraira yang berbunyi ‘aku sesuai prasangka hambaku’. Kalau kita berprasangka baik kepada Allah, Insya Allah kita akan dimudahkan, kita akan menjalani sesuatunya dengan lebih baik lagi," tukasnya. Ia mengajak masyarakat yakin bahwa di depan ada 'normal baru' yang Insya Allah barokah, bukan hanya sekedar protokol kesehatan, social distancing, cuci tangan, dan lain-lain. "Sayang sekali kalau kita mengharapkan normal baru hanya sebatas protokol kesehatan. Normal baru adalah nilai-nilai baru, keyakinan baru, iman baru, relasi sosial yang lebih baru. Keluarga yang betul-betul ada kebaruan dalam hubungan satu sama lain dan hubungan terhadap Allah SWT, Insya Allah,” tuntas Bima. (ryn/c/feb)

Tags

Terkini