berita-hari-ini

Kejari Bentuk Tim Khusus Buntut Ambruknya Plafon Atap Gedung KONI

Senin, 15 Juni 2020 | 18:36 WIB

METROPOLITAN.id - Ambruknya plafon atap gedung Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Bogor saat hujan deras akhir pekan lalu berbuntut panjang. Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Bogor turun tangan dengan membentuk tim khusus untuk mengusut tuntas ambruknya bagian gedung yang baru selesai dibangun medio 2018 itu. Hal itu diungkapkan Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Bogor, Munaji, Senin (15/6). Pihaknya sudah membuat tim khusus yang mulai bergerak sejak hari ini untuk mengusut penyebab terjadinya plafon dan atap ambruk di gedung KONI Kabupaten Bogor. Sebab, tidak menutup kemungkinan ada penyimpangan sehingga menyebabkan kejadian tersebut. "Hari ini kita buat tim khusus lah yang langsung bergerak, sesuai mekanismenya. Mulai dari klarifikasi data, ambil keterangan kairan ambruknya bagian gedung KONI itu. Kita lihat aspek hukum ketika ada penyimpangan, kita lanjutkan," kata munaji saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (15/6). Menurutnya, hal ini sejalan dengan instruksi langsung dari Kejaksaan Agung (Kejagung) yang melihat berbagai persoalan di Kabupaten Bogor yang harus diselesaikan, apalagi yang berkaitan dengan potensi kerugian negara. "Instruksinya jelas seperti itu," imbuhnya. Ia menyebut, saat pembangunan gedung tersebut pada 2017 lalu, Tim Pengawal Pengamanan Pemerintah dan Pembangunan Daerah (TP4D) belum ada, sehingga investigasi yang akan dilakukan kali ini bakal menyeluruh dengan melihat semua administrasi. "Kalau ada bukti pengurangan volume, misalnya, nah karena sudah dua tahun tentu ada audit dari BPKP (Badan Pemeriksa Keuangan Pemerintah, red) kita lihat itu. Lalu juga kita periksa RAB (Rencana Anggaran Biaya)-nya. Ada penyimpangan atau tidak, kalau ada kerugian, itu jadi dasar pengusutan," jelasnya. Setelah itu, kata dia, jika ada indikasi kejanggalan, pihaknya bakal segera memanggil semua pihak terkait, mulai dari KONI Kabupaten Bogor sebagai user, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) sebagai pengguna anggaran hingga si penyedia jasa. Dengan juga melakukan gelar perkara terlebih dahulu. Pihaknya juga menyebut, tim akan melakukan investigasi data awal selama satu-dua minggu kedepan, sebelum memastikan tindak lanjut pengusutan. "Mekanisme kita tempuh dulu. Termasuk potensi kerugian negaranya berapa kita belum tahu, karena kita akan kumpulkan data awla dulu satu-dua pekan lah. Baru ada tindak lanjut," ungkap Munaji. Menanggapi hal itu, Ketua KONI Kabupaten Bogor Junaidi Samsudin rupanya mendukung langkah korps adhyaksa tersebut dalam mengusut insiden ambruknya bagian plafon dan atap gedung yang dibangun dengan biaya Rp19 miliar, yang sepaket dengan gedung baru Dispora itu. Investigasi dirasa perlu dilakukan untuk memperjelas sebab bangunan yang baru seumur jagung itu justru ambruk diterpa hujan deras. "Mendukung, kita bisa lihat jika ada letak kesalahannya seperti apa. Kalau memang ada (penyimpangan), kita dukung untuk ditindak lanjut. Bangunan itu hitungannya baru, tapi memang sudah jadi sebelum saya menjabat ketua Agustus tahun lalu," terangnya. Bahkan, ia mengakui sejak dirinya menempati gedung tersebut, banyak bagian dari gedung yang terlihat sudah rusak. Sebelum insiden akhir pekan lalu saja, beberapa kali plafon hingga atap yang ambtruk. Belum lagi banyak bagian yang bocor. "Makanya sejak November 2019, saya minta dinas untuk perbaikan besar. Ternyata 2020 itu nggak ada alokasinya, karena dianggap masih gedung baru. Kalau begini terus ya bisa lebih parah, makanya kami juga minta di (APBD) perubahan, tapi keburu kejadian kemari. Kita akan ketemu Dispora segera supaya ada solusi jangka pendeknya dulu," papar Junsam, sapaan karibnya. Untuk anggaran pemeliharaan sendiri, kata dia, terbentur aturan bahwa dana hibah Pemkab Bogor kepada KONI tidak boleh digunakan untuk pemeliharaan gedung karena melampau kewenangan Dispora. "Bukan cuma awning dan atap, kan ada bocor juga. Banyak titik lah, makanya ini harus pemeliharaan besar. Tapi kita belum ada kajian atau hitung-hitungan berapa kira-kira yang dibutuhkan," ujarnya. Junsam menceritakan, kejadian bermula saat dirinya mendapat laporan dari pegawainya bahwa ada plafon san atap bagian gedung yang ambruk pada Jumat (12/6). Diperkirakan atap plafon gedung tidak mampu menahan terjangan hujan deras yang mengguyur Cibinong akhir pekan lalu itu. Kejadian ini pun ramai diperbincangkan lantaran gedung tersebut usianya baru sekitar dua tahun dengan biaya tidak sedikit saat dibangun pada 2017 lalu. Yakni memerlukan biaya Rp19 miliar satu paket dengan gedung Dispora yang ada disebelah gedung KONI tersebut. (ryn/b/fin)

Tags

Terkini