METROPOLITAN.id - Permasalahan pengangkutan sampah pada tiga tahun terakhir membuat warga RW 16, Desa Waringin Jaya, Bojonggede putar otak. Hasilnya, mereka menciptakan sistem pengolahan sampah mandiri yang bermanfaat untuk lingkungan. Dari pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri, warga berhasil menciptakan produk berupa pupuk yang digunakan untuk tanaman hidroponik. Selain itu, sampah-sampah kering yang bisa didaur ulang disulap menjadi barang yang memiliki nilai guna. Ketua RW 16, Taufik mengatakan, inovasi ini berawal dari permasalahan pengangkutan sampah yang mandek di wilayahnya. "Pengolahan sampah seharusnya diangkut oleh truk kuning. Truk kuning saat itu mandek katanya mobilnya tidak bisa jalan. Dari situ, kami menyiasati bagaimana cara mengolah sampah sampai akhirnya kami punya bank sampah," katanya saat ditemui Metropolitan, Minggu (20/9). Lanjutnya, warga membuat sebuah komunitas untuk mengurusi pengelolaan sampah. Warga diminta untuk memilah sampah kering dan sampah basah. Untuk sampah basah, warga mengolahnya menjadi pupuk organik. Pupuk tersebut lantas digunakan untuk tanaman hidroponik yang juga dikelola oleh warga. Ada dua titik kebun tanaman hidroponik yang dikelola warga. Mereka menanam sayur kangkung, cabai, bayam dan sayuran lainnya. "Hasil panen seluruh anggota koperasi wajib untuk membeli hasil panen tersebut. Alhamdulillah sementara kebutuhan hidroponik itu dari masyarakat kembali ke masyarakat," ungkapnya.
-