METROPOLITAN.id - Lambatnya hasil tes usap atau swab test di Kabupaten Bogor menjadi sorotan. Kondisi ini membuat proses penanganan virus corona atau covid-19 menjadi tak maksimal. Anggota DPRD Kabupaten Bogor Heri Aristandi mengatakan, lambatnya hasil swab keluar lantaran alat pengujian sampel swab test, yakni alat polymerase chain reaction (PCR) yang dimiliki Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor jauh dari kata cukup. Padahal, alokasi anggaran untuk penanganan covid-19 di Dinkes tergolong besar. "Untuk penanggulangan covid-19, mesin PCR ini penting. Nah kita masih terbatas. Makanya mau uji sampel aja ngantre di kita," ujar Heri, Kamis (1/10). Seharusnya, Dinkes mengambil langkah responsif sejak covid-19 mulai menyerang Bumi Tegar Beriman. Sehingga, fasilitas penunjang yang sangat penting seperti alat PCR bisa dilengkapi sejak awal. Dengan keterbatasan ini, hasil swab baru bisa keluar selama satu hingga dua minggu. Waktu tersebut dinilai terlalu lama dan membuat potensi penyebaran virus semakin tak terkontrol. "Sekarang nunggu hasil swab itu bisa sampe seminggu lebih. Lalu gimana mau tracing? Selama belum keluar kan orang biasanya masih beraktifitas, ini yang bahaya. Makanya hasilnya harus cepat biar bisa antisipasi agar tidak terus meluas," terang lelaki yang juga ketua Fraksi Gerindra DPRD Kabupaten Bogor ini. Jika melihat kondisi Dinkes saat ini, Heri menilai langkah mereka sebagai salah satu garda terdepan penanganan covid-19 masih cenderung lambat. Ke depan, Heri mendorong Dinkes cepat mengambil langkah dalam menangani pandemi ini. "Harusnya diproritaskan biar langkah preventifnya jalan. Ini kan udah setengah tahun lebih corona, tapi mesin swab kita masih minim. Nggak ditambah dari awal. Dinkes harusnya nggak nunggu, responsif. Jadi tidak ada yang namanya antrean uji sampel," ungkapnya. (fin)