METROPOLITAN.id - Meningkatnya jumlah angka kematian pasien Covid-19 di Kota Bogor juga sedikit banyak berpengaruh terhadap ketersediaan pemakaman khusus untuk pasien Covid-19. Dari total 1.000 makam yang disediakan, sudah terisi sekitar 150-an pasien yang meninggal karena Covid-19. Kepala UPTD Pemakaman pada Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperumkim) Kota Bogor Toto Gunarto mengatakan, ada tiga Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Kota Bogor yang dijadikan pemakaman untuk pasien Covid-19, yakni TPU Kayumanis, Situgede dan Gununggadung. Dari ketiganya, disebut masih mencukupi. "Alhamdulillah masih mencukupi. Walaupun setiap harinya sekarang ada saja yang dimakamkan," kata Toto. Ia memerinci, untuk TPU Situgede, lahan yang disediakan untuk pemakaman yang menggunakan protokol kesehatan Covid-19 seluas 2.000 meter persegi. Lalu di TPU Kayumanis seluas 1.000 meter persegi dan di Gunung Gadung sekitar 1.000 meter persegi. Jika ditotal, maka ketersediaan lahan untuk pemakaman pasien Covid-19 di Kota Bogor ada 4.000 meter persegi atau 1.000 makam. "Untuk satu pemakaman butuhnya kan empat meter, jadi tinggal dibagi aja. Masih banyak kok, sekarang yang sudah terisi sekitar 150 lah secara keseluruhan," jelasnya. Sebelumnya, dalam sepekan ini atau sejak Minggu (4/10) sampai Sabtu (10/10), jumlah kasus pasien Covid-19 yang meninggal dunia rupanya mengalami kenaikan. Jika ditotal, sebanyak 9 orang dinyatakan meninggal dunia. Alhasil saat ini jumlah total pasien Covid-19 yang meninggal dunia berjumlah 56 orang. Wakil Satgas Covid-19, Dedie A Rachim menyebut memang rata-rata angka meninggal pada Oktober ini 1 kasus perhari. "Ini menjadi catatan kami, bahwa sebagian besar kasus meninggal memang mempunyai penyakit penyertanya. Tidak murni Covid-19. 85 persen meninggal dengan komorbid atau penyakit bawaan seperti hipertensi, jantung, diabetes dan paru-paru," kata Dedie. Catatan kedua, yakni setiap kasus yang meninggal diketahui sudah berusia lanjut. Selain itu, saat dibawa ke rumah sakit rujukan, sudah dalam keadaan gawat darurat. "Artinya, klaster rumah tangga itu salah satu penyebab terbesar di Kota Bogor. Orang Tanpa Gejala membawa virus dan menularkan ke anggota rumah tangga yang lanjut usia," tambah Dedie. Adapun penambahan 43 kasus pasien positif baru pada Sabtu (10/10) juga menjadi angka tertinggi kasus jumlah positif Covid-19 per hari di Kota Bogor sejauh ini. Dengan penambahan itu, akumulasi kasus positif di kota Bogor berjumlah 1.554 kasus dengan rincian 469 pasien masih aktif dalam perawatan, sebanyak 1.029 pasien telah dinyatakan sembuh dan 56 pasien meninggal dunia. (dil/b/ryn)