berita-hari-ini

Batal Pakai Duit PEN, Pemkot Bogor Krasak-Krusuk Cari Anggaran Revitalisasi GOR Pajajaran

Minggu, 29 November 2020 | 14:52 WIB

METROPOLITAN.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor sempat mengajukan dana pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) kepada pemerintah pusat untuk revitalisasi kawasan Gelanggang Olahraga (GOR) Pajajaran. Sayangnya, rencana tersebut urung terlaksana karena pemkot mengalihkan ajuan pinjaman tersebut untuk pembangunan infrastruktur yang lain ketimbang untuk revitalisasi kompleks GOR Pajajaran. Pemkot Bogor pun putar otak untuk bisa merealisasikan pembangunan yang jika merujuk Detail Engineering Design (DED) yang sudah ada, perlu anggaran tak kurang dari Rp1,6 triliun itu. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Bogor Hery Karnadi mengatakan, setelah dibatalkannya revitalisasi GOR Pajajaran melalui pengajuan pinjaman PEN, pihaknya tetap akan berupaya merealisasikan dengan melirik berbagai peluang pos anggaran. Mulai dari APBD Kota Bogor, APBD Pemprov Jabar, pemerintah pusat hingga pinjaman reguler serta KPBU (Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha). "Skemanya banyak, tapi kenapa waktu itu kita ajukan PEN? Karena persyaratan mudah, bunga 0 persen. Kalau pinjaman reguler atau KPBI kan rumit dan ada bunganya. Maka sekarang kita coba yang lain, mungkin APBD murni kota, atau peluang-peluang anggaran yang tadi. Kita coba semua pelan-pelan," katanya saat ditemui Metropolitan.id di kawasan GOR Pajajaran, belum lama ini. Selain itu, pihaknya pun akan merealisasikan pembangunan kawasan secara parsial atau sebagian-sebagian. Sebab jika merujuk DED yang sudah direvisi 2018 lalu, penataan kawasan GOR Pajajaran secara total, bakal menelan biaya Rp1,64 triliun. "Strateginya begitu, kalau lihat angka secara keseluruhan mah besar ya. Kita akan pecah, jadi tiap venue punya DED-nya masing-masing. Misalnya dapat Rp20 miliar dulu, lalu cukup buat peningkatan kualitas lapangan basket misalnya, ya sudah kesitu dulu," paparnya. "Atau misalnya dikasih Rp50 miliar, lalu cukup buat kolam renang dulu. Ya kesitu. Tapi memang kalau untuk Stadion Pajajaran butuh anggaran paling besar, itu Rp500 miliaran untuk peningkatan kualitas dengan kapasitas 20 ribu penonton," jelas mantan kepala Satpol PP Kota Bogor itu. Hal ini mendukung ambisi stadion yang dulunya pacuan kuda itu jadi stadion bertaraf internasional, agar punya peluang jadi venue even bergengsi seperti olimpiade atau piala dunia. Ia menambahkan, DED untuk Stadion Pajajaran sudah ada secara tersendiri dan sudah dipecah dari DED keseluruhan kawasan. "Bisa saja dan lebih mudah kalau kapasitas penonton dibawah 20 ribu, bisa saja hanya makan biaya Rp200-300 miliar. Tapi kan kita kejar standar internasional itu. Kondisi sekarang itu layak rumput lapangannya, toilet dan tribun barat lah. Tapi yang lain? Itu masih nggak layak," tukasnya. "Sudah kita pecah-pecah DED-nya, tinggal kita 'ngamen' lagi saja, 'keliling-keliling' cari anggaran. Memang enaknya dapat bantuan supaya nggak memberatkan APBD kita ya," ujar Acong, sapaan karibnya. Sebelumnya, Wali Kota Bogor Bima Arya menegaskan bahwa pemkot dan DPRD sepakat untuk membatalkan rencana penggunaan ajuan dana pinjaman daerah PEN untuk revitalisasi kawasan GOR Pajajaran. Namun ia memastikan pemkot tetap melakukan pengakuan pinjaman sebesar Rp700 miliaran itu untuk pembangunan beberapa infrastruktur. "Nanti itu dilihat sama (Dinas) PUPR (Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, red), mana yang bisa masuk. Bisa saja rencana yang tadinya dicover Pemprov Jabar seperti Jembatan Otista atau lanjutan Suryakencana misalnya, atau yang lainnya, yang kena refocusing. Ya kita lihat mana yang perencanaannya sudah lebih siap," tuntas Bima Arya. (ryn)

Tags

Terkini