berita-hari-ini

Tingkatkan Potensi UMKM, Pemkot Sosialiasi Sertifikasi Halal Bareng Hipmi Kota Bogor

Jumat, 18 Desember 2020 | 15:39 WIB

METROPOLITAN.id - Menggenjot dunia ekonomi di tengah pandemi Covid-19, BPC Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Kota Bogor bersama Dinas Koperasi  dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kota Bogor berkolaborasi menggelar Sosialisasi Sertifikasi Halal, di Hotel Asana Grand Pangrango , Kota Bogor, Jumat (18/12) Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor Samson Purba mengatakan,  acara ini sebagai upaya untuk meningkatkan penjualan para UMKM di tahun depan. Sebab, di tengah pandemi ini, tahun depan diperkirakan vaksin Covid-19 sudah mulai masuk.  Artinya kehidupan akan memasuki masa normal atau menuju kehidupan normal baru. "Dalam hal ini telah terbuka peluang bagi UMKM, bagaimana kita meningkatkan penjualannya. Sekarang para UKM ini market-nya masih di Kota Bogor. Kedepan diharapkan market-nya ini bisa keluar kota, bahkan mancanegara," katanya. Ia melanjutkan, demi mencapai tujuan yang diharapkan perlu berbagai macam persyaratan mulai dari sertifikasi halal, izin Produk Industri Rumah Tangga (PIRT) dan lainnya. Sehingga bisa masuk ke market atau pasar yang lebih besar dan luas. "Melalui kegiatan ini, output nya secara legalitas mereka harus mempunyai Nomor Induk Berusaha (NIB), UKM, NPWP dan itu semua harus selesai supaya setelah mengikuti kegiatan mereka sudah mengantongi ketiga berkas tersebut," ungkapnya. Kolaborasi dengan Hipmi Kota Bogor,diakuinya dapat membentuk koordinasi dan kolaborasi yang menurut Diskop UKM sangat menguntungkan. "Kegiatan ini baru pertama kali kita jalankan, rencana kita akan buat tiga angkatan. Angkatan pertama sekarang ini ada 80 pelaku UKM dibidang kuliner," katanya. Sementara itu, Ketua Hipmi Kota Bogor Zulfikar Priyatna menuturkan, jika dilihat dari pasarnya halal industri ekonomi syariah nilainya kurang lebih sekitar 250 miliar dollar, investasi tiap tahun mencapai 1 miliar dollar. Sedangkan untuk konsumsi atau makanan, industri halal nilainya 170 miliar dollar bahkan terus bertumbuh. "Beberapa tahun lalu saya ke Korea bertemu pengusaha disana, mereka membangun Halal Center di Korea. Saya tanya apakah disana banyak penduduk muslim padahal jumlahnya hanya 2 persen, mereka membangun karena mengamati tren peningkatan kebutuhan akan produk produk halal. Jadi kurang tepat jika produk halal ini dimaknai selalu dikaitkan dengan agama. Halal itu merupakan sebuah metode untuk memastikan proses memproduksi itu tidak berbahaya dan meninggalkan hal hal yang tidak diperbolehkan. Makanya kita melihat potensi itu," imbuhnya. Menurut Zulfikar, kedepan perdagangan luar negeri akan mulai aktif kembali, sekarang saja permintaan produk sudah meningkat dan mulai pulih. Masih kata Zulfikar, materi hari ini yang disampaikan dari Hipmi tentang etika bisnis agar benar benar menciptakan tidak hanya produk yang halal, tetapi cara berusaha yang halal dan penuh etika. Jangan sampai produknya halal, tetapi menjalankan usahanya tidak halal. Misal hak hak konsumen dirugikan, kecurangan dan lain sebagainya. "Jadi itu yang kami ingatkan ke pelaku usaha yakni persiapan menuju ke halal harus semuanya baik. Pelaku usahanya baik, penuh etika, produknya memiliki sertifikasi, higienis, halal. Nah, kalau sudah begitu, kita akan optimis, konsumen terlindungi, pelaku usaha berkembang dan dalam hal ini akan menjadi investasi bagi pemerintah ketika mereka sudah mandiri, tentunya PAD akan bertambah serta membuka lapangan kerja," ujarnya. (dil/b/ryn)

Tags

Terkini