berita-hari-ini

Catatan Kota Bogor 2020, Angka Kemiskinan Naik 0,9 Persen, Pengangguran Melonjak 7 Persen

Jumat, 8 Januari 2021 | 10:22 WIB
Wali Kota Bogor Bima Arya saat brifieng staf beberapa waktu lalu. (Foto : Prokompim Kota Bogor)

METROPOLITAN.id - Pandemi Covid-19 sejak awal tahun lalu memang berdampak pada banyak sektor, secara nasional maupun daerah. Termasuk Kota Bogor. Diantaranya, naiknya angka kemiskinan dan pengangguran di Kota Bogor. Hal itu diungkapkan Wali Kota Bogor Bima Arya saat melakukan evaluasi capaian Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor pada 2020. Ada banyak sektor yang menunjukan angka minus dan tidak lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Salah satunya angka kemiskinan yang naik 0,91 persen, serta angka pengangguran yang juga melonjak tujuh persen. Hal itu melengkapi catatan minus beberapa sektor lainnya pada 2020. Seperti angka Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang turun 35 persen, IPM Kota Bogor yang turun 0,12 poin atau kini menjadi 76,11 hingga realisasi belanja pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2020 yang turun 7,46 persen. Namun Bima Arya menegaskan bahwa hal itu bisa terjadi yang lebih disebabkan dampak pandemi Covid-19. Sebab, hampir semua pemerintah daerah mengalami hal yang sama, bahkan di tingkat nasional. "2020 bukan tahun yang mudah. Ini terberat. Semua merasakan IPM kita 76,11 atau turun 0,12 poin, kemiskinan naik 0,91 persen, PAD turun sekitar 35 persen. Realisasi belanja kita juga turun 7,46 persen," katanya. "Semua turun, bahkan bukan hanya di Kota Bogor. Artinya memang situasinya berat. Tapi yang harus kita cermati adalah angka pengangguran naik 7 persen. Artinya apa? 2021 harus ada akselerasi ekonomi," papar Bima Arya. Ia pun menyoroti realisasi APBD 2020 yang tidak bagus-bagus amat. Masih banyak Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang realisasi anggarannya jauh dari harapan. Seperti Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud), Dinas Pendidikan (Disdik), Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) hingga Inspektorat. "Dari realisasi anggaran juga, data terakhir realisasi anggaran terendah, kalau saya lihat ini betul-betul karena Covid-19. Tidak terserap karena Covid-19. Beberapa OPD yang realisasinya rendah, Disparbud, PUPR, Inspektorat, Dinas Pendidikan dan BKAD,” tegasnya. Meskipun, kata dia, masih ada OPD yang bekerja keras untuk memaksimalkan anggaran 2020 di tengah pandemi. Seperti Badan Kesatuan Bangsa (Kesbangpol) yang mencatatkan serapan anggaran 99 persen hingga Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) yang serapan anggarannya mampu capai 97 persen. “Saya apresiasi, di tengah-tengah situasi yang tidak mudah, beberapa OPD bisa mencatatkan serapan yang maksimal. Kesbangpol 99 persen, DPMPTSP 97 persen, DLH (Dinas Lingkungan Hidup, red), Kecamatan Bogor Timur dan Bogor Tengah,” tambahnya. Selain itu, Bima Arya juga mengapresiasi jajarannya yang masih bisa menorehkan prestasi di tengah pandemi, bahkan diakui nasional. "Kita berhasil mempertahankan Kota Terinovatif di Indonesia. Terimakasih seluruh OPD. Kita pertahankan terus. Jangan drop untuk 2021," tuntasnya. (ryn)

Tags

Terkini