berita-hari-ini

Walhi Jabar Ingatkan Soal Ancaman Bencana di Sukabumi

Senin, 18 Januari 2021 | 15:02 WIB
Ilustrasi bencana

METROPOLITAN - Potensi bencana alam maupun ben­cana ekologis di Sukabumi cukup tinggi. Wilayah kota yang memiliki tujuh kecama­tan dan kabupaten dengan 47 kecamatannya itu dikelilingi potensi bencana, Gunung Api Gede Pangrango dan Gunung Salak, Patahan Sesar Ciman­diri, Megathrust Samudera Hindia yang bisa menyebab­kan gempa berkekuatan Mag­nitudo 8,7 hingga memun­culkan tsunami 7 sampai 15 meter. Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat, Meiki W Paendong, mengatakan, se­betulnya pihaknya sudah ber­bicara soal potensi bencana alam maupun bencana eko­logis di Sukabumi. Bencana alam merupakan dampak secara alami yang tidak bisa diprediksi kapan akan terjadi. “Untuk Sukabumi memiliki dua kreteria. Pertama ben­cana alam dan kedua ben­cana ekologis. Untuk ben­cana alam jika terjadi dise­babkan gunung api, sesar cimandiri yang aktif dan Megathrust Samudera Hindia. Sementara untuk bencana ekologis disebabkan campur tangan manusia dalam me­rusak alamnya sendiri dengan tidak memerhatikan sisi ling­kungan dalam pembangunan,” jelas Meiki. Menurutnya, tata ruang di Sukabumi sudah saatnya di­benahi. Mulai dari kawasan pesisir pantai Sukabumi yang harus terbebas dari penambangan. Sebab, jika itu dibiarkan, bukan tidak mun­gkin bencana longsor dan banjir akan terus terjadi. Pe­merintah seharusnya lebih jeli dan memperhatikan dengan pencermatan tata ruang dengan kaidah sadar lingkungan. Jika itu tidak dila­kukan, di wilayah perkotaan dan pemukiman penduduk akan dibayangi bencana long­sor dan banjir seperti yang terjadi beberapa waktu lalu di Kecamatan Cicurug. “Kemungkinan jika tidak segera dilakukan pencerma­tan, maka bencana hal yang serupa bisa terjadi sewaktu-waktu. Pemerintah dan pe­mengang kebijakan jangan sampai memperhatikan sisi ekonominya saja tetapi harus didasari penelitian potensi bencana,“ ujarnya. Walhi pun meminta pemerin­tah sudah seharusnya gencar melakukan mitigasi bencana bukan hanya adaptasi. Jangan sampai masyarakat yang ting­gal di wilayah bencana tetap dipaksakan tinggal di sana. “Kami mengimbau masyara­kat Kabupaten Sukabumi untuk meningkatkan kewas­padaan terkait bencana, mi­tigasi sejak awal,” pungkasnya. (hnd/rs/els/py)

Tags

Terkini