METROPOLITAN.id - Hampir setahun sudah, tirai layar dunia sinema Indonesia di bioskop tidak pernah dibuka lantaran badai pandemi Covid-19 masih terus menerpa. Terutama bioskop di Bogor yang masih dilarang untuk beroperasi. Hal ini pun menimbulkan masalah bagi para pengusaha bisnis hiburan masyarakat. Ketua Gabungan Pengelola Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI), Djonny Syafruddin, mengungkapkan bahwa bioskop terancam tutup total jika tidak ada kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk membantu para penguasaha ini. "Dampaknya menurut saya kalau begini terus kita bisa-bisa tutup total," kata Djonny kepada Metropolitan.id, Rabu (3/2). Djonny mengungkapkan, pendapatan yang diterima para pengusaha bioskop yang ada di Jakarta, Tangerang dan daerah lain yang diperbolehkan untuk beroperasi saja, hanya sekitaran Rp1 juta sampai Rp1,5 juta saja. Padahal pengeluaran yang harus dikeluarkan setiap bulannya mencapai Rp150 juta. Meliputi biaya gaji karyawan, perawatan alat, perawatan AC dan sewa tempat. Sebab mayoritas bioskop-bioskop yang ada itu berlokasi di mal. "Omset kita cuma 10-15 persen. Yang biasanya satu hari Rp25 juta sebelum pandemi. Sekarang Rp1 juta saja susah. Apalagi di Bogor itu tutup semua," jelas Djonny.
-