Pergerakan tanah yang dipicu hujan deras disertai cuaca ekstrem terjadi di Kampung Cipari, RT 06/01, Desa Rawabelut, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur. Sedikitnya 25 Kepala Keluarga (KK) terkena dampaknya. Mereka terpaksa harus ngungsi karena retakannya cukup parah. KEPALA Desa (Kades) Rawabelut, Syarif Hidayat, mengatakan, pergerakan tanah mulai dirasakan sejak beberapa tahun sekitar 2014. Namun pada Minggu (7/2) sore hingga saat ini masih bergerak. “Ternyata gerakan dan retakan tanahnya semakin parah. Jadi, belasan keluarga yang terkena dampak langsung direlokasi atau diungsikan dulu ke tempat aman,” katanya. Syarif menambahkan, retakan yang terjadi sekitar beberapa hektare dengan panjang bervariatif. “Ada sejumlah rumah yang juga terkena dampak pergerakan tanah. Beberapa penghuninya telah direlokasi karena ditakutkan terjadi pergerakan yang memicu ambruknya bangunan warga,” katanya. “Tetap berhati-hati dan waspada kepada semua masyarakat yang ada di dekat lokasi bencana. Semoga tidak ada hal-hal yang tidak diharapkan di sini,” sambungnya. Akibat pergerakan tanah juga satu kampung terisolasi, karena jalan utama penghubung antarkampung ambles sedalam 2 meter sehingga tidak dapat dilalui. Sekretaris BPBD Cianjur, Irfan Sopyan, mengatakan, pihaknya masih melakukan pendataan terkait dampak pergerakan tanah di sebagian besar Desa Rawabelut. Data sementara 16 rumah terdampak dan 102 orang mengungsi ke sejumlah tempat. ”Kami juga mendapat laporan akibat pergerakan tanah jalan utama penghubung antarkampung ambles sedalam 2 meter, sehingga 105 warga di Kampung Cipari terisolasi. Pergerakan tanah terus meluas dan mengancam beberapa perkampungan lainnya di desa yang sama,” katanya. (cj/mdk/els/py)