METROPOLITAN.id - Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bogor melakukan rapat evaluasi beberapa waktu lalu. Termasuk evaluasi kebijakan Ganjil Genap. Hasilnya, selama Ganjil Genap diterapkan di Kota Bogor, mobilitas kendaraan warga di jalan memang berkurang, namun membuat pasar tradisional di Kota Bogor sepi pengunjung. Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor, Eko Prabowo pun membeberkan kondisi lalu lintas Kota Bogor. Berdasarkan data per 2 Januari 20218, Dalam kondisi normal, total kendaraan yang masuk dan keluar Kota Bogor mencapai 110.989 kendaraan. Namun ketika kebijakan Ganjil Genap diterapkan pada 6 Februari lalu, ada penyusutan jumlah kendaraan yang masuk dan keluar Kota Bogr jadi sebanyak 89.054 kendaraan. "Saat relaksasi ada peningkatan kepadatan yang luar biasa. Tapi selama penerapan kebijakan Ganjil Genap mobilitas masyarakat dapat ditekan sehingga pergerakannya relatif lebih rendah, baik didalam maupun diluar Kota Bogor," katanya. Lebih lanjut, berdasarkan data dari dua pintu tol di Kota Bogor, tercatat pada 6 Maret 2021 bahwa jumlah kendaraan yang masuk ke Kota Bogor sebanyak 108.000 kendaraan. Lalu sehari setelahnya, kendaraan yang masuk mencapai 109.767 kendaraan. Namun jika dibandingkan pekan lalu, kurang lebih hanya 98.600 lebih kendaraan. Sehingga ada pengurangan mobilitas kendaraan dijalan kurang lebih 46 persen. “Berdasarkan data yang kita olah dengan data sebelumnya, perbandingan antara kondisi normal dengan penerapan Ganjil Genap, kita bisa menekan pergerakan kendaraan kurang lebih 46 persen. Ganjil Genap sangat efektif dan mudah-mudahan menimbulkan kesadaran masyarakat,” tukasnya. Di sisi lain, ketika Ganjil Genap diterapkan, pengunjung pasar tradisional justru terpantau sepi. Hal itu diungkapkan Direktur Utama Perumda Pasar Pakuan Jaya, Muzakkir. Ia mengakui saat Ganjil Genap, kondisi pasar terbilang drop atau turun. Di mana ada penurunan pengunjung pada pasar kering sebanyak 40-50 persen dan pasar basah 20 - 30 persen. Sedangkan saat mulai relaksasi, penurunan pada pasar kering mencapai 20-30 persen dan pasar basah 10-15 persen. “Tanpa Ganjil Genap, kondisi pasar normal kembali, antusias pedagang meminta tidak ada lagi Ganjil Genap untuk mendongkrak ekonomi mereka karena kondisi pasar, khususnya pasar kering masa panennya ada di akhir pekan. Berdasarkan data yang ada 40 - 50 persen atau mungkin lebih pembeli di pasar Kota Bogor berasal dari luar Kota Bogor,” tuntas Muzakkir. (ryn)