METROPOLITAN.id - Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat kubu Moeldoko atau hasil KLB Deliserdang, Max Sopacua menyebut kasus korupsi Hambalang sempat merontokkan elektabilitas Partai Demokrat. Namun, ia juga menilai masih ada pihak yang belum tersentuh hukum dari proyek senilai Rp2,5 triliun tersebut. "Tempat ini lah (Hambalang). Proyek ini lah yang jadi salah satu bagian yang merontokkan elektabilitas Demokrat saat peristiwa itu (korupsi) terjadi," kata Max Sopacua saat jumpa pers di kawasan Wisma Atlet Hambalang, Kecamatan Citerueup, Kabupaten Bogor, Kamis (25/3). Menurutnya, sejak korupsi mega proyek wisma atlet digarap KPK beberapa tahun lalu, elektabilitas Demokrat merosot dari 20,4 persen ke 7,3 persen. "Hambalang juga bagian dari sejarah yang menentukan hingga menyebabkan Demokrat turun dari 20,4 persen menjadi 10,2 persen dan 7,3 persen. Berturut-turut. Saya pelaku sejarah," ungkapnya. Max Sopacua menjelaskan, meski beberapa pelaku korupsi sudah diadili, masih ada beberapa oknum kader Demokrat yang turut menikmati korupsi wisma atlet namun belum tersentuh proses hukum. "Sebagian besar kawan kami yang terlibat sudah menderita, sudah dimasukkan ke tempat yang harus dimasukkan karena kesalahan. Tetapi ada yang tidak tersentuh hukum yang juga menikmati hasil dari pembangunan ini, sampai hari ini belum. Mudah mudahan segera ya," terang Max Sopacua. Untuk itu, Max Sopacua meminta KPK kembali turun mengusut tuntas korupsi wisma atlet hambalang. "KPK untuk menindaklanjuti apa yang belum dilanjutkan. Terhadap siapa saja yang menikmati hasil Hambalang," tandasnya. (fin)