berita-hari-ini

Selain Suami Istri, Polisi Tangkap Pelaku Lain Bom Bunuh Diri Makassar, Apa Perannya?

Senin, 29 Maret 2021 | 17:24 WIB

METROPOLITAN.id - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), Komjen Pol Boy Rafli Amar menyebut polisi telah menangkap pelaku lain terkait bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Pelaku tersebut di luar suami istri yang menjadi 'pengantin' saat ledakan terjadi pada Minggu (28/3). "Ada (pelaku lain). Sudah tertangkap, nanti ada penjelasan dari Kapolri. Sementara yang ada di Makassar dulu," ujar Boy Rafli, Senin (29/3). Menurutnya, pelaku lain tersebut diduga kuat memberikan dukungan penuh kepada dua pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar. "Sudah ada tersangka baru yang diduga kuat memberikan dukungan kepada yang bersangkutan. Langkah-langkah penegakkan hukum sudah dilakukan Polri, Densus 88 dan hasilnya sudah bagus," ungkapnya. Saat ditanya berapa pelaku lainnya yang sudah ditangkap, Boy Rafli tidak menyebut rinci. Ia hanya memperkirakan ada 2 hingga 3 orang yang ditangkap terkait bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar. "Estimasi 2 sampai 3 orang. Nanti akn ada penjelasan lebih lanjut peran masing-masing," tandas Boy Rafli. Sebelumnya diberitakan, pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang merupakan suami istri diketahui berasal dari generasi milenial. Pelaku berinisial L diketahu merupakan pemuda kelahiran 1995. "Jadi pengaruh faham radikalisme terorisme yang hinggap dikalangan generasi muda karena teridentifikasi pelaku kelahiran tahun 1995," ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), Komjen Pol Boy Rafli Amar, Senin (29/3). Menurutnya, suami istri pelaku bom bunuh diri ini masuk kalangan milenial. Keduanya diduga menjadi korban propaganda jaringan terorisme. "Jadi pelaku inisialnya L ini dengan istrinya adalah masuk kalangan milenial yang sudah menjadi ciri khas dari korban propaganda jaringan terorisme," ungkapnya. Boy Rafli menjelaskan, propaganda jaringan terorisme bagi anak muda seperti jebakan betmen. sebab, pengaruhnya tidak terasa namun lambat laun mengubah watak, perilaku dan anak muda di luar jati diri bangsa. "Propaganda jaringan terorisme itu istilahnya bisa saya katakan seperti jebakan betmen untuk anak-anak muda. Karena pengaruh virus radikalismenya itu tidak terasa, kemudian mengubah watak, mengubah perilaku yang sejatinya itu bukan jari diri bangsa. Kita tidak seperti itu. Kita dilahirkan sebagai bangsa yang toleran, menjaga persatuan di tengah keberagaman, semangat untuk hormat menghormati," terang Boy Rafli. Sebelumnya diberitakan, pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) diketahui berjumlah dua orang. mereka terdiri dari laki-laki dan perempuan. “Pelaku yang meninggal dunia ada dua orang laki-laki dan perempuan,” Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo seperti dikutip dari JawaPos.com, Senin (29/6). Menurutnya, pelaku laki-laki berinisial L. Sementara untuk pelaku perempuan masih diidentifikasi. “Pelaku merupakan bagian dari kelompok JAD yang pernah melakukan pengeboman di Jolo Filipina,” terangnya. (fin)

Tags

Terkini