METROPOLITAN.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tengah mewacanakan pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) tipe A baru di kawasan Rancamaya, Kecamatan Bogor Selatan. Sayangnya, rencana tersebut rupanya belum dibahas pada rancangan awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang akan direvisi. Hal itu diungkapkan Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor Rudi Mashudi. Menurutnya, rencana pembangunan RSUD baru di Rancamaya belum ada pada rancangan awal RPJMD. "Belum sempat dibahas, yang dibahas baru pembangunan Blok 1 dan 4 RSUD Kota Bogor," katanya saat ditemui wartawan, Senin (5/4). Ia memaparkan, untuk pembangunan Blok 1 dan 4 di RSUD Kota Bogor setinggi empat lantai butuh anggaran sekitar Rp255 miliar. Direncanakan berasal dari dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pemerintah pusat. Pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan RSUD. "Nantinya kedua blok itu akan dilengkapi ICU, poliklinik, ruangan VIP, IGD dan layanan penunjang medis lainnya. Selain mendorong pendapatan, itu juga untuk meningkatkan layanan kesehatan warga serta menyerap tenaga kerja baru," tegasnya. Sementara itu, Anggota Komisi IV DPRD, Akhmad Saeful Bakhri menjelaskan, berasarkan keterangan yang diperoleh dari Dinas Kesehatan (Dinkes), pembangunan RSUD di Rancamaya sama sekali belum pernah dibahas. "Bagaimana mau tertuang dalam RPJMD, sedangkan wacana itu saja belum pernah dibahas oleh dinas teknis," tukasnya. Ia mempertanyakan sinergitas dan komunikasi antara Dinkes, RSUD dan stakeholder lain. "Ini kan nggak sinkron. RSUD ngomong dibangun di Rancamaya, tetapi dinas teknis nggak tahu. Kemudian dibahas pun belum," ujar ASB, sapaan karibnya. Seharusnya, kata dia, wacana pembangunan RSUD baru merupakan kewenangan Dinkes selaku leading sector. Tentunya mesti menempuh kajian-kajian yang komprehensif, sehingga tak jadi bola liar yang menimbulkan polemik. Jika alasan pembangunan RSUD untuk meningkatkan layanan kesehatan, sambung dia, sejatinya RSUD baru dibangun di kawasan Tanahsareal. Hal itu untuk menekan laju pasien yang berasal dari Kemang, Salabenda dan sekitarnya, sehingga tak semua warga sebelah utara Kabupaten Bogor datang ke RSUD Jalan Semeru. "Kalau di Rancamaya, Bogor Selatan sudah banyak rumah sakit. Kemudian letaknya juga dekat dengan RSUD Ciawi," tandasnya. Ia pun meminta agar pejabat publik lebih berhati-hati dalam melempar wacana lantaran harus berdasarkan kajian dan aturan. "Sah-sah saja berwacana untuk mewujudkan cita-cita. Tapi hal itu mesti sesuai dengan tugas dan kewenangan," papar ASB. ASB menilai bahwa RSUD eksisting masih perlu oenguatan dari sisi SDM, infrastruktur, sarana lrasarana serta teknis penunjang lainnya. "Beban SDM di RSUD dominan non pns, sehingga manajemen BLUD (Badan Layanan Umum Daerah,red) -nya harus benar-benar matang mengkaji dan memperhitungkan. Jadi lebih baik direktur RSUD fokus saja pada kewenangannya dan peningkatan pelayanan," pungkasnya. (ryn)