METROPOLITAN – Kawasan Cikidang Plantation Resorts & Estate di Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, mendadak jadi sorotan setelah digadang-gadang akan dijadikan titik megaproyek senilai Rp18 triliun, Bukit Algoritma mirip ’Silicon Valley’ di Amerika Serikat. Tapi ternyata, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi mengaku belum terlibat dalam perencanaan apa pun. Meski tengah diusulkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), soal Bukit Algoritma tak pernah ada pembahasan dengan pemerintah setempat. ”Sampai hari ini belum ada pembahasan tentang Bukit Algoritma, apalagi menunjuk lokasi titik sentral di (Kecamatan) Cikidang. Kawasan itu kita usulkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus, bukan Bukit Algoritma yang katanya akan dibuat seperti ’Silicon Valey’. Yang sementara kami tahu justru di Ciambar saat ini tengah berjalan pembangunan kawasan MNC,” ungkap Bupati Sukabumi, Marwan Hamami, kemarin. Marwan memastikan tidak akan menghambat investasi yang masuk ke daerah yang dipimpinnya. Bahkan, investasi selama itu berpihak kepada masyarakat akan didukung penuh. Namun soal KEK, Marwan memastikan kawasan itu belum ada penetapan dari Presiden RI Joko Widodo. ”Untuk KEK saja belum disahkan presiden, apalagi untuk Bukit Algoritma. Semua ada tahapan dan prosedurnya. Jika memang akan dibangun Bukit Algoritma, maka pusat harus menetapkan dulu sehingga daerah tak terlalu banyak intervensi dari sisi kebijakan. Tapi jika belum ditetapkan pusat, maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab daerah,” tambahnya. Secara prinsip, Marwan menjelaskan, Pemkab Sukabumi siap menyambut rencana pembangunan, namun harus sesuai prosedur dan tahapannya. ”Kawasan Ekonomi Khusus dan Bukit Algoritma itu berbeda. Apalagi dianggap bahwa ’Silicon Valley’ -nya Indonesia adalah usulan Pemkab Sukabumi. Yang kita usulkan itu adalah Kawasan Ekonomi Khusus. Tapi apa pun itu nanti kita lihat saja mana yang ditetapkan pemerintah pusat dan kita akan mengikuti prosedur dan tahapannya,” pungkas Marwan. (dtk/els/py)