METROPOLITAN – Tenaga kesehatan (nakes) di Kabupaten Cianjur mengeluhkan insentif penanganan Covid-19 yang tak kunjung dibayarkan. Bahkan, total sudah delapan bulan insentif itu tertunggak. Salah seorang perawat RSUD Sayang Cianjur, Dadang (bukan nama sebenarnya), mengaku jika dia dan para nakes di ruang isolasi terakhir mendapatkan insentif pada Agustus 2020. ”Terakhir kita dapat insentif itu Agustus 2020 yang dibayarkan pada September. Untuk September sampai April 2021 belum dibayar sama sekali. Berarti sudah delapan bulan,” ujarnya, kemarin. Menurutnya, saat ini para nakes di RSUD Cianjur hanya mengandalkan gaji pokok untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan begitu, tak sedikit dari mereka merasa gelisah dan harus memutar otak untuk mencukupi kebutuhan, terlebih saat menghadapi momentum Lebaran. ”Yang sudah dibayar gaji. Untuk insentif belum. Sedangkan gaji hanya cukup untuk sehari-hari. Bahkan untuk nakes yang baru, gajinya mungkin hanya cukup untuk satu atau dua minggu, karena masih minim,” ungkapnya. Ia mengaku sudah beberapa kali mempertanyakan terkait insentif penanganan Covid-19 tersebut, namun tak kunjung mendapat kejelasan dari pihak rumah sakit ataupun Dinas Kesehatan (Dinkes) Cianjur. ”Informasi atau kabar kenapa dan kapan akan dibayarkan belum jelas. Awal tahun sempat katanya akan dibayar, tapi sampai sekarang tidak ada,” tuturnya. Sementara itu, Plt Kepala Dinkes Kabupaten Cianjur, Irvan Nur Fauzy, mengatakan, terkait insentif nakes untuk September hingga Desember 2020 akan dibayarkan Ramadan ini. ”Memang ada penundaan, tapi untuk 2020 siap bayar. Insya Allah bulan ini dibayar,” katanya. Namun, lanjut Irvan, untuk insentif Januari hingga April 2021 masih tertunda lantaran harus dilakukan proses input data. ”Jadi kendalanya di input data dan ketersediaan anggaran dari pusat. Karena ini kan dari pusat, daerah hanya menyalurkan. Tapi kami upayakan yang 2021 juga segera bisa dibayarkan,” pungkasnya. (dtk/els/py)