METROPOLITAN.id - Dibalik terungkapnya kasus puluhan Tenaga Kesehatan (Nakes) di Puskesmas yang ada di Kota Bogor terpapar Covid-19 menyisakan cerita memilukan. Nol kasus Nakes terpapar Covid-19 yang sudah terjadi sejak Maret tahun ini harus tercoreng alias pecah telur. Hal itu pun diakui Wali Kota Bogor, Bima Arya. "Iya pertama kalinya (muncul lagi setelah nol kasus sejak Maret 2021)," kata Bima Arya usai menghadiri rapat bersama jajaran Satgas Covid-19 Kota Bogor, Selasa (8/6). Dijelaskan Bima Arya, sebenarnya kesebelas Nakes yang bekerja di Puskesmas Kayumanis dan Puskesmas Pembantu (Pustu) Kencana itu sudah mengikuti program vaksinasi. Namun, hal itu tak menjamin mereka tidak akan tertular Covid-19. "Pak Wakil Gubernur juga sudah di vaksin dua kali tapi masih terpapar, jadi tidak menutup kemungkinan bagi kasus-kasus tertentu yang sudah divaksin masih juga terpapar," ujarnya. Sebelumnya, kasus penyebaran Covid-19 di Kota Bogor masih terjadi hingga saat ini. Setelah ditemukan sejumlah santri dan santriwati di Pondok Pesantren (Ponpes) Bina Madani terpapar Covid-19, kini hal serupa terjadi di pusat pelayanan kesehatan atau Puskesmas yang ada di Kota Bogor. Puluhan tenaga kesehatan (nakes) di Puskesmas yang ada di wilayah Kecamatan Tanahsareal itu dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19. Imbasnya, dua Puskesmas tersebut terpaksa ditutup sementara. "Untuk sementara Puskesmas Kayumanis dan Puskesmas Pembantu (Pustu) Kencana tutup layanan selama 5 hari. Puskesmas dilakukan desinfeksi ruangan dan lingkungan," kata Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim kepada wartawan, Selasa (8/6). Menurutnya, berdasarkan hasil penelusuran, total ada 11 Nakes yang terkonfirmasi positif Covid-19 di dua Pusksemas tersebut. "Jadi total ada 11 orang yang positif. Untuk kasus positif akan kita isolasi ke BPKP Ciawi," ujar Dedie. (rez)