berita-hari-ini

BOR Kota Bogor Tembus 82 Persen, ASB Dorong Tambah Kapasitas Bed Pasien Covid

Kamis, 8 Juli 2021 | 04:47 WIB
SItuasi di RSUD Kota Bogor dalam penanganan Covid-19. (Foto : Sandika/Metropolitan)

METROPOLITAN.id - Kasus Covid-19 di Kota Bogor belum juga menunjukan angka melandai. Setiap harinya ratusan kasus positif baru muncul sejalan dengan mulai sesaknya tempat tidur pasien Covid, tumbangnya tenaga kesehatan (nakes) hingga minimnya stok oksigen. Alhasil banyak kasus positif Covid-19 terpaksa melakukan isolasi mandiri (Isoman) di rumah masing-masing lantaran hingga Selasa (6/7) lalu saja Bed Occupancy Rate (BOR) di berbagai Rumah Sakit (RS) mencapai 82 persen. Atau setara 909 tempat tidur terisi dari kapasitas total 1.109 tempat tidur. Menilik data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor per awal Juli ini, tak kurang dari 4.446 orang dari enam kecamatan se-Kota Bogor tengah menjalani isoman. Hal itu membuat anggota DPRD Kota Bogor Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Akhmad Saeful Bakhri angkat bicara. Ia mendesak Wali Kota Bogor Bima Arya untuk segera menambah kapasitas tempat tidur pasien Covid-19 menjadi 40 persen atau lebih. Diketahui, saat ini tiap RS rujukan Covid wajib mengkonversi 30 persen tempat tidurnya menjadi tempat tidur khusus Covid. “Termasuk di RSUD, harus dinaikan sampai 63,5 persen. Sebab banyak warga yang isoman akhirnya nggak tertolong,” katanya, Rabu (7/7) malam. Meski begitu, ia juga menekankan kepada Pemkot Bogor agar juga melakukan penambahan jumlah nakes jika ingin menaikan kapasitas tempat tidur. Salah satu solusinya, bisa melakukan kerjasama dengan melibatkan mahasiswa keperawatan atau sekolah kesehatan. Sehingga nantinya para mahasiswa yang terlibat akan diberi apresiasi dan penambahan nilai akademis. Jika situasi ini biarkan, maka fasilitas kesehatan bakal kolaps dan berujung pada makin tingginya angka kematian. "Sama halnya soal pasokan oksigen. Pemerintah harus bekerjasama dengan perusahaan pembuat oksigen dan pemerintah pusat,” ujar ASB, sapaan karibnya. Terpisah, Direktur Utama RSUD Kota Bogor, dr Ilham Chaidir mengatakan bahwa kondisi saat ini sangat memprihatinkan yakni satu perawat harus menangani 17 pasien. Idealnya, satu perawat hanya menangani enam pasien. “Dapat dibayangkan bagaimana lelahnya nakes yang ada. Hampir 400 perawat kita libatkan yang terbagi tiga shift, pakai APD dan ada pengaturan interval agar tidak sakit dan kelelahan. Rekrutmen nakes pun sedang berjalan,” ujarnya. Selain itu, kata Ilham, ketersediaan oksigen ada di ambang kritis. Sebab dari apasitas 10 ton tangki oksigen yang dimiliki RSUD, harus diisi dua hari sekali. "Tabung di IGD dan ruang non-Blok 3 per hari bisa 150 tabung. Sedangkan pasokannya jauh berkurang,” ungkapnya. Tetapi saat ini relawan-relawan yang menyumbangkan oksigen mulai bermunculan. “Alhamdullilah. Mudah-mudahan akan semakin banyak,” papar Ilham. Secara umum, data dari Satgas Covid-19 Kota Bogor per Rabu (7/7), total kasus Covid-19 di Kota Bogor mencapai 23.582 kasus. Dengan 6.072 orang diantaranya berstatus positif aktif. Sedangkan 17.219 kasus dinyatakan sembuh atau selesai isolasi dan 291 orang meninggal dunia terpapar Covid-19. (ryn)

Tags

Terkini