berita-hari-ini

Nyaris 100 Orang Terdampak Longsor di Rumpin

Sabtu, 11 September 2021 | 15:53 WIB

METROPOLITAN.id - Kampung Ciater, Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, kembali dihantam longsor, Jumat (10/9). Sejumlah warga yang rumahnya ambruk mengungsi dan nyaris seratusan warga ikut terdampak sejak longsor pertama Agustus lalu. Kasi Kedaruratan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Adam Hamdani mengatakan, saat ini pihaknya sudah melakukan evakuasi terhadap masyarakat dan langsung mengungsikannya ke rumah kerabat mereka. "Longsoran itu dimulai pukul 16:00 WIB, Jumat kemarin. Bahkan tanah tersebut terus bergeser hingga pukul 20:00 WIB, hingga dua rumah ambruk," ujar Adam, Sabtu (11/9). Menurut Adam, lokasi longsor berada di sekitar galian tambang PT BSM yang berada di Kampung Ciater RT01/07. Pergesaran tanah terus terjadi sehingga berdampak pada lingkungan di sekitar tambang. Adam menjelaskan, ada 16 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari 89 jiwa di Kampung Ciater yang terdampak. Longsor juga berdampak pada 1 KK yang terdiri dari 4 jiwa di Kampung Jati Nunggal. "Yang terdampak di Kampung Ciater ada 16 KK, 89 Jiwa. Di Kampung Jati Nunggal sebanyak satu KK dan empat jiwa yang terdampak," ungkapnya. Informasi yang dihimpun, longsor pada Jumat (10/9) kemarin mengakibatkan sedikitnya empat bangunan ambruk . Di antaranya toko kusen, bengkel sepeda dan dua rumah wilik warga. Longsor juga memutus akses jalan yang menghubungkan tiga Kecamatan, yakni Desa Cipinang Kecamatan Rumpin, Desa Tegallega Kecamatan Cigudeg dan Desa Dago Kecamatan Parungpanjang. Salah satu pemilik rumah, Marhamah mengatakan, longsor terjadi usai Maghrin sekitar pukul 18.00 WIB. Dirinya tak pernah menyangka longsor akan menggerus rumahnya hingga ambruk nyaris tak tersisa. “Selain rumah saya, ada juga rumah lain yang ambruk, satu toko matrial dan toko sepeda yang lebih dulu ikut terbawa longsor,” ujar Marhamah, Sabtu (11/9). Pemilik Rumah lainnya, Jaenal Abidin menambahkan, saat kejadian ia melihat langsung saat detik-detik rumahnya terbawa arus longsor. Terlebih pada saat itu, ia sendiri sedang mengontrol bersama warga lainnya. Saat ini, sebagain warga sudah ngungsi ke rumah-rumah tetangga dan soudara terdekat. Sementara Jaenal memilih tinggal sementara di rumah kontarakan bersama istri dan anaknya. “Dari kejadian pertama, saya sudah ketakutan. Namun kejadian yang kali ini, saya malah lebih takut,” ungkapnya.
-
Longsor kali ini bukan yang pertama terjadi. Sebelumnya, tebing di sekitar dengan ketinggian puluhan meter mengalami longsor, Selasa (3/8). Akibatnya, akses jalan yang menghubungkan dua kecamatan yakni Rumpin dan Perungpanjang terputus. Longsor diduga terjadi akibat curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah tersebut beberapa hari belakangan. Kontur tanah di area longsoran juga diduga sudah labil karena aktifitas eksplorasi galian tambang di wilayah tersebut. “Tebing longsor berada di dekat area tambang PT. BSM dengan kedalaman sekitar 35 sampai 40 meter. Akibat longsor ini, jalan penghubung antara Desa Cipinang dan Desa Sukasari terputus,” ungkap mantan Ketua RW07 Desa Cipinang, Ahmad Nurhasan saat itu. Selain jalan desa yang terputus, longsor juga berakibat putusnya jalan produksi tambang yang biasa digunakan perusahaan PT BSM. Sejumlah warga pun mengungsi karena terdampak longsor. Bupati Bogor Ade Yasin pun langsung turun ke lokasi usai longsor terjadi. Ia geram dengan aktivitas penambangan di Desa Cipinang yang mengakibatkan kerusakan lingkungan.
Ia lantas Ammeminta seluruh stakeholder bekerja cepat dalam menangangi longsor yang menyebabkan akses penghubung Rumpin dengan Parungpanjang lumpuh.
Ade Yasin juga meminta perusahaan tambang ikut bertanggung jawab atas longsor yang terjadi.
“Ini warga harus cepat direlokasi. Khawatir ada longsor susulan dan harus segera diantisipasi. Mereka (pengusaha tambang) juga harus tanggung jawab. Atau nanti saya minta evaluasi (izin) ke Gubernur Jabar,” tegas Ade Yasin saat meninjau lokasi longsor, Kamis (5/8). (mul/b/fin)

Tags

Terkini