Metropolitan - Beberapa hari yang lalu ramai sekali cuitan twitter yang mengatakan kalau “ Polisi Se-Indonesia bisa diganti satpam BCA aja gak sih?”. Kalimat cuitan twitter tersebut pertama kali ditulis oleh fchkautsar pada Rabu 13 Oktober 2021. Cuitan tersebut langsung dikecam oleh beberapa oknum yang tidak menyukainya, bahkan akun instagramnya dinonaktifkan karena mendapat ancaman bertubi-tubi. Saudaraku sekalian kalau kita ingin berpikir jernih dan ingin mengambil hikmah dari peristiwa tersebut maka kita jangan terus membicarakan permasalahannya, sebaiknya kita harus mencari solusinya bersama dan mengambil pelajaran agar bisa lebih memperbaiki akhlak kita masing-masing menjadi lebih baik. Kalau kita berprasangka baik mungkin seseorang yang menulis cuitan tersebut di twitter menganggap bahwa akhlak serta keramahan satpam bank BCA tersebut sangat patut untuk ditiru. Tidak ada yang salah, karena dia mengungkapkan isi hati atau perasaan serta kegelisahannya melalui tulisan di media sosial twitter. Dan kita bebas untuk berpendapat asalkan kita bisa bertanggung jawab atas apa yang kita tulis kepada orang banyak, terlebih tanggung jawab kita dan segala amal perbuatan kita yang akan dihisab oleh Allah SWT di hari pembalasan nanti. Dia juga berarti menganggap bahwa kemulian itu bukan berasal dari pangkat, jabatan, gelar, dan kedudukan. Tetapi kemuliaan itu datang dari sikap dan perilaku orang tersebut atau yang sering kita sebut akhlakul karimah, saudaraku sekalian kita tidak pernah terancam oleh lisan dan tulisan orang lain tetapi kita bisa binasa dengan lisan, tulisan, dan sikap hina diri kita sendiri. Kita jangan mau diatur oleh perilaku buruk orang lain , kalau dia menghina, mencaci, memaki, mencemooh, dan berbuat dzalim kepada kita kita jangan membalasnya lagi dengan keburukan. Untuk apa sekolah tinggi-tinggi kalau bisanya hanya meniru keburukan orang lain, buat apa sering datang pengajian kalau kita bisa diatur oleh emosi sesaat yang bisa menurunkan harga diri kita. Oleh karena itu saat berbuat kebaikan, kita jangan terpengaruh oeh pandangan orang. Ada yang tidak percaya atau menghina, biarkan saja. Itu urusan dia. meskipun kita sudah membantu dengan segenap tenaga, waktu , perhatian bahkan biaya tapi malah direndahkan, maka tidak apa-apa. Kita harus tetap berbuat kebaikan lillaahita’ala. Kita tidak punya urusan dengan penilaian dan pengakuan mahluk. Kita harusnya memiliki pilihan sendiri, orang menghina, atau pelit itu pilihan dia, dan dia sendiri yang bakal menanggungnya. Masa kita mau ikut-ikutan berbuat buruk dan jelek? Pilihan kita adalah dermawan, tidak menghina dan pelit, karena ini yang disukai Allah. Pilihan kita bukan sesuatu yang disukai oleh nafsu. Jangan mau diatur oleh keburukan orang lain. Kita hanya mau diatur oleh apa yang disukai Allah, yaitu kebaikan. Pilihlah apa yang dicintai oleh Allah saja. Karena yang menentukan semuanya adalah Allah Swt. ia selalu menyaksikan dan mengawasi. Tidak ada sehalus apa pun yang luput dari pengawasan-Nya. (Aa Gym, 2019) Oleh karena itu manajemen sumber daya manusia bank BCA patut kita apresiasi sebab dia sudah berhasil mendidik dan merancang SOP (standart operasional procedure) para satpam bank BCA untuk selalu ramah kepada setiap nasabah. Dan kalau saya perhatikan komentar para netizen di media sosial banyak yang sangat mengapresiasi kinerja satpam bank BCA dimanapun cabangnya berada. Maka kita tidak boleh menjadikan profesi itu sebagai barometer kesuksesan seseorang, kita harus menjadikan iman dan amal saleh, serta akhlak untuk menilai seseorang. Umar Bin Khattab pernah berpesan, jangan bilang seseorang itu baik sebelum 3 hal ini, yaitu apakah kita sudah pernah melakukan safar (perjalanan jauh dengan dia), apakah seseorang itu pernah diberikan amanah (kepercayaan), dan yang terakhir adalah apakah kita sudah pernah muamalah (berbisnis) dengan orang tersebut?. Itulah indikator kita menilai orang lain dalam pandangan Islam. Oleh: Ivan Wirayumar