berita-hari-ini

Sebut Migor Langka Karena Ditimbun Warga, DPR: Pernyataan yang Sangat Menyakitkan

Senin, 14 Maret 2022 | 12:02 WIB
METROPOLITAN.id - Pernyataan Kementerian Perdagangan (Kemendag) soal kelangkaan minyak goreng (migor) akibat masyarakat melakukan penimbunan dinilai sangat menyakitkan. Anggota Komisi VI DPR RI Achmad Baidowi mengatakan, masyarakat menyimpan minyak itu adalah karena kebutuhan, bukan karena ingin menimbun. “Pernyataan dari Kemendag bahwa kelangkaan minyak goreng salah satunya disebabkan karena penimbunan oleh warga. Tentu ini pernyataan yang sangat menyakitkan, bahkan tuduhan yang tidak menggunakan logika akal sehat,” ujaf Baidowi seperti dilansir JawaPos.com, Senin (14/3). Ia menganggap tidak logis masyarakat kecil lakukan penimbunan. Sebab, minyak goreng sendiri langka dan harganya sangat tinggi. Untuk itu, ia meminta lebih baik Kemendag bersikap profesional dan proporsional dalam menjalankan tugas. “Menyampaikan statement yang bersifat tuduhan kepada masyarakat itu sama hal dengan buang badan, melempar persoalan kepada orang lain,” tegasnya. Daripada melempar tuduhan seperti itu, Baidowi menyarankan lebih baik Kemendag secara gamblang menjelaskan ke masyarakat terkait tata niaga minyak goreng dari hulu sampai hilir. “Kedua, kalau Kemendag tidak mampu mengatur tata niaga minyak goreng ini ya minta maaf saja. Misalnya, tidak bisa kendalikan harga akibat dari ulah spekulan, akibat ulah dari distributor atau pun ulah dari pengepul, atau pun para produsen,” jelasnya. Ia berharap ke depannya Kemendag berhati-hati untuk mengeluarkan pernyataan agar tidak menimbulkan polemik baru di masyarakat. Sebelumnya, Inspektur Jenderal Kemendag, Didid Noordiatmoko mengungkapkan, muncul persoalan baru yang merupakan dampak dari kenaikan harga dan kelangkaan barang yakni panic buying. Akibat sempat kesulitan mendapatkan minyak goreng dengan harga yang terjangkau, masyarakat membeli melebihi kebutuhan ketika mendapatkan kesempatan. Padahal hasil riset menyebutkan kebutuhan minyak goreng per orang hanya 0,8-1 liter per bulan. Artinya, kini banyak rumah tangga menyetok minyak goreng. “Tapi ini baru terindikasi,” katanya beberapa waktu lalu. (JawaPos.com/fin)

Tags

Terkini