METROPOLITAN.id - Himpunan Alumni (HA) IPB melalui Badan Otonom Yayasan Alumni Peduli IPB (YAPI) meluncurkan program Orang Tua Asuh (OTA) pada kegiatan halal bihalal dan Forum Silaturahmi Alumni ke-8 (FSA-8) yang berlangsung di IICC, Botani Square Bogor baru-baru ini. Program ini bertujuan untuk membantu sekitar 500 mahasiswa tak mampu untuk tetap bisa melanjutkan kuliah di IPB University hingga tamat. "Jadi gerakan orang tua asuh ini bertujuan untuk membantu mahasiswa-mahasiswa yang kurang mampu dengan memberikan beasiswa," kata Ketua Umum DPP HA IPB, Walneg S Jas kepada wartawan. "Biasanya yang lalu-lalu beasiswa diberikan secara sporadis dengan dikumpulkan, sekarang kita tambah dengan orang tua asuh," sambungnya. Menurutnya, orang tua asuh ini bukan hanya dari kalangan alumni saja, melainkan bisa dari perkumpulan angkatan hingga perusahaan. "Jadi bukan hanya individu saja. Dan mereka juga bebas mau jadi orang tua asuh buat berapa orang, yang pasti satu mahasiswa satu semesternya sekitar Rp6 juta," ucap dia. "Kalau orang tua asuh puas tentu dia akan lanjut, tapi kita juga boleh dan ada opsi dia berhenti di tengah jalan, karena kita tidak memaksa," sambungnya. Disisi lain, dikatakan Walneg, para mahasiswa ini tidak serta merta hanya mendapatkan beasiswa secara cuma-cuma. Mereka juga memiliki kewajiban untuk memelihara pohon langka yang sudah disiapkan para orang tua asuh, melalui lelang yang disiapkan. "Pohon langka ini jadi ikatan mahasiswa dengan orang tua asuhnya, disimbolisasikan melalui pohon itu, sebagai tanda mereka ada ikatan emosional," imbuh dia. "Harapannya orang tua asuh ini nanti puas dan senang sampai anak ini tamat, sehingga kalau sampai tamat mudah-mudahan anak ini berhasil kuliahnya dan suatu ketika dia akan menjadi orang tua asuh untuk meneruskan," lanjutnya. Tak sampai disitu, ditambahkan Walneg, mahasiswa yang bisa mendapatkan beasiswa dari Orang Tua Asuh juga secara kemampuan finansial termasuk yang bermasalah, dalam arti mereka memang tidak bisa melanjutkan atau membayar Uang Kuliah (UKT). Seperti orang tuanya terkena PHK, meninggal dunia atau memang dari kalangan keluarga tak mampu. "Untuk prestasi akademik juga termasuk, karena kita juga tidak mau menyumbang ke orang yang males-malesan," ungkap dia. "Tetapi itu bukan pertimbangan yang utama, melainkan jangan sampai di IPB itu ada mahasiswa tidak lanjut kuliah karena tidak punya uang, disitulah tanggung jawab alumni untuk mendukung sepenuhnya," tandasnya. (rez)