berita-hari-ini

Cegah PMK, Kota Bogor Rogoh Kocek Anggaran BTT dan CSR demi Obat-obatan Hewan Ternak

Jumat, 10 Juni 2022 | 12:45 WIB
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim saat melihat kondisi hewan ternak di RPH Bubulak, beberapa waktu lalu. (Dok. Prokompim Kota Bogor)

METROPOLITAN.id - Adanya tujuh ekor sapi di Rumah Potong Hewan (RPH) Bubulak Kota Bogor terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor putar otak membuat kebijakan antisipasi. Diantaranya untuk mendeteksi gejala yang sama di sapi milik para peternak. Pemkot Bogor pun berencana mengupayakan hal tersebut dalam anggaran Bantuan Tidak Terduga (BTT) dan Corpoorate Social Responsibility (CSR). Hal itu diungkapkan Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim. Ia mengatakan bahwa anggaran BTT dan CSR tersebut sedang diupayakan dalam keadaan yang mendesak, terutama untuk obat-obatan hewan ternak. “Gejala di tempat lain, khususnya di peternak sudah mulai nampak. Kita sedang upayakan anggaran BTT atau CSR untuk kebutuhan mendesak ini,” katanya, belum lama ini. Pihaknya juga sudah menerima laporan kondisi terkini dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor terkait hewan ternak yang terpapar PMK dan dikarantina. Dari laporan yang diterima, sapi di RPH yang tadinya sakit sudah mulai masuk tahap recovery dan sudah mulai pulih. Diperkirakan pada 17 Juni mendatang, sapi yang ada di RPH bisa dijual kembali. Hanya saja, kata dia, sapi tersebut bisa dijual setelah melaksanakan PCR terlebih dahulu. Sementara untuk sapi dari luar RPH, diberi waktu sepekan sejak 17 Juni, untuk mensterilkan tempatnya terlebih dahulu. Dari informasi yang diterima Dedie, yang paling mendesak ialah logistik yang kosong seperti obat-obatan, vitamin,suplemen dan beberapa peralatan medis yang diperlukan untuk membantu kesehatan hewan. “(Ini adalah) kondisi terakhir,” tuntasnya. (ryn)

Tags

Terkini