berita-hari-ini

Presidensi G20 Bahas Isu Energi, Akademisi Universitas Djuanda Ingatkan Peran Pemuda pada Era Transisi Energi

Sabtu, 13 Agustus 2022 | 13:58 WIB

METROPOLITAN.id - Indonesia sudah dipastikan menjadi tuan rumah perhelatan Internasional Forum G20 pada November 2022 mendatang. Di mana Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dipercaya menjadi pemegang Presidensi G200. Menurut juru bicara pemerintah untuk Presidensi G20 Maudy Ayunda, salah satu isu yang menjadi prioritas yakni isu transisi energi berkelanjutan. Sektor energi merupakan kontibutor perubahan iklim paling dominan yang menyumbang hampir 90 persen CO2 secara global. Akibat perubahan iklim suhu tahunan di bumi bisa mencapai 1,5 derajat celcius setiap tahun. Untuk itu, Presidensi G20 Indonesia diharapkan dapat mencapai kesepakatan dalam mempercepat, memperkuat transisi energi global yang berkelanjutan dan berkesinambungan. Merespon hal itu, Akademisi Universitas Djuanda Bogor Saepudin Muhtar mengatakan bahwa perlu pemahaman dan dukungan dari setiap elemen masyarakat. Termasuk peran generasi muda berkaitan dengan transisi energi. Indonesia melalui Undang-undang Nomor 16 Tahun 2016 tentang Pengesahan Persetujuan Paris atas Konvensi Kerangka Kerja PBB Mengenai Perubahan Iklim, telah menunjukkan komitmennya mendukung Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Target NZE ada dalam National Determined Contributions (NDC) di setiap negara dalam Perjanjian Paris 2015 (UN Climate Change Conference of the Paris 2015), dimana mereka sepakat untuk menekan angka peningkatan suhu bumi hingga di bawah angka kenaikan 2 derajat Celsius dan mengupayakan agar pemanasan global hanya sampai di angka 1,5 derajat Celsius. Hal tersebut disampaikan dalam Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Indonesia (BEM RI) dengan tema 'Peran Pemuda di Era Transisi energi', di Caffe Daily Brew, Kota Bogor, Jumat (12/8). Menurut alumni International Islamic University Malaysia ini, transisi energi bukan hanya berkaitan dengan pengalihan sumber energi dari berbahan dasar fosil seperti minyak, batubara, dan gas alam menjadi sumber energi yang tidak menghasilkan emisi karbon, namun jauh lebih besar dari itu. "Yakni keberlangsungan kehidupan bumi dan manusia seluruhnya. Maka, peran yang harus dilakukan sebagai generasi muda terhadap transisi energi adalah dengan berkesadaran penuh bahwa hal ini penting untuk kita sukseskan bersama," ujar Gus Udin, sapaan karibnya. "Mulailah dengan aksi nyata untuk mendukung transisi energi, seperti membantu sosialisasi pentingnya penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) melalui media sosial, memanfaatkan limbah menjadi sumber energi, seperti dari sampah, dan menciptakan inovasi-inovasi di bidang EBT, seperti mengembangkan start-up untuk aplikasi penghematan energi," pungkas Gus Udin. (ryn)

Tags

Terkini