METROPOLITAN.id - Ahli Geologi bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor meninjau lokasi longsor Gang Barjo, Kota Bogor pada Rabu (19/10). Peninjauan ini dilakukan untuk mengetahui penyebab dan memberikan kepastian akan tempat tinggal para warga terdampak longsor Gang Barjo. Ahli Geologi dari Universitas Pakuan Bogor, Denny Sukamto Kadarisman menuturkan, berdasarkan hasil penglihatan secara kasat mata yang dilakukannya di lokasi longsor Gang Barjo, bahwa ada lapisan tanah tebal yang jarang sekali ditemukan. Hal ini kemungkinan terjadi karena adanya pengaruh air masuk dari Kali Cidepit sehingga menyebabkan tanah menjadi lapuk dan tebal. Kemudian, untuk jenis longsorannya sendiri, berdasarkan hasil analisanya bukan karena suatu yang menggelincir, melainkan akibat roboh. Sehingga atas kedua hal itu, ia memperkirakan berdasarkan kajian sementara, longsor ini terjadi karena adanya lahan di atas yang terbuka kemudian terkena air lalu roboh. "Dan tadi sudah kami bicarakan dengan Pak Dedi yang dari ahli sipil bahwa itu bukan bidang tergelincir, sehingga bisa ditangani dengan penangan turap seperti itu ya dengan terasering," kata Denny usai meninjau lokasi longsor. "Jadi sementara ini kami sepakati bahwa dalam waktu dekat mungkin akan dilakukan penanganan dulu secara fisik teknis ya membangun terasering dari bawah, dan kemudian membongkar sedikit bangunan yang ada dimiliki apolo atau yang diatas, sama pemiliknya juga sudah setuju nanti akan dijadikan area lahan hijau," sambungnya. Disinggung apakah longsor Gang Barjo terjadi karena bangunan milik perorangan yang kurang kokoh, Denny mengaku tidak mau berkomentar banyak karena pihaknya tidak bisa mengkaji persoalan tersebut. Akan tetapi, berdasarkan hasil analisa sementara dirinya, ada sumber air yang cukup banyak masuk dan meresap ke tanah, sementara stabilitas airnya tidak stabil maka terjadilah peristiwa roboh. "Ada kemungkinan ya dan yang dikhawatirkan dari Kali Cidepit, karena itu sudah ada sejak dari Zaman Belanda, meresap sedikit demi sedikit mungkin saja," ucap Denny. "(Tapi) saya tidak bisa mengkaji itu ya dan belum ada kajian kesana, tapi kalau kita lihat levelnya hampir lebih tinggi dari pada lokasi longsor," lanjutnya. Pun soal rekomendasi dibangunkan atau diperbaiki saluran airnya, dijelaskan Denny, bahwa rekomendasi sementara saat ini pihaknya belum sampai kesana, tetapi lebih cenderung untuk membuat terasering. "Rekomendasi sementara saat ini kami belum sampai kesana tapi lebih kepada cenderung untuk membuat terasering dulu untuk mengkokohkan dinding dulu, jadi kalau itu sudah aman Insya Allah kebawahnya juga aman," tandasnya. (rez)