METROPOLITAN.id - Kebutuhan hunian di Kabupaten Bogor setiap tahunnya meningkat, hal itu membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor memutar otak untuk menyedikan hunian khususnya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) Kabupaten Bogor, Ajat Rochmat Jatnika mengungkapkan, di kawasan perkotaan seperti Cibinong Raya, sangat sulit bagi para MBR untuk tinggal di hunian deret mengingat tingginya harga tanah, pajak dan lain sebagainya. "Untuk kawasan perkotaan, supaya masyarakat berpenghasilan rendah memiliki rumah, kita arahkan ke rusun yang akan disiapkan," kata Ajat. Setiap tahunnya kebutuhan hunian di Kabupaten Bogor selalu bertambah, hal itu seiring dengan banyak perpindahan penduduk atau penduduk baru di Kabupaten Bogor. Bahkan data terakhir, menurut Ajat, kebutuhan hunian di Kabupaten Bogor mencapai 1 juta unit rumah. "Data tersebut dari Pemprov Jabar, jadi setiap tahunnya selalu berubah karena setiap tahunnya selalu ada penduduk baru di Bogor. Jadi meski telah ditetapkan ditahun sebelumnya untuk kebutuhan hunian, tetapi pada akhirnya selalu berubah," paparnya. Ajat pun mengakui, kawasan Cibinong Raya masih menjadi primadona bagi masyarakat yang sedang mencari tempat tinggal. Terlebih, fasilitas yang ada kini semakin lengkap dan akses mudah dijangkau. "Dekat juga dengan pusat pemerintahan Kabupaten Bogor kan. Untuk itu, kita coba kembangkan hunian vertikal atau rusun itu. Kita mau mendorong para MBR itu bisa punya rumah juga," kata dia. Dia mengungkapkan, di Kabupaten Bogor terdapat sedikitnya 36 rusun tersebar di pondok pesantren dan kampus-kampus. Namun, yang dimiliki oleh Pemkab Bogor hanya satu unit di Limusnunggal, Kecamatan Cileungsi. Bahkan saat DPKPP sedang membangun rusun di Desa Dayeuh Kecamatan Cileungsi. Selain itu, Ajat mengaku khawatir jika rusun tidak segera dikembangkan, bakal ada pengembang perumahan datang dan membangun di wilayah pinggiran hingga menggerus lahan pertanian di Kabupaten Bogor. "Harus secepatnya. Khawatir nanti lahan pertanian hilang dan berganti dengan perumahan. Karena trennya sudah seperti itu," ungkapnya. (mam)