berita-hari-ini

Pemkab Bogor Prioritaskan Alkes Dalam Negeri untuk RSUD hingga Puskesmas

Rabu, 2 November 2022 | 16:19 WIB

METROPOLITAN.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor terus mendorong fasilitas pelayanan kesehatan seperti RSUD hingga puskesmas menggunakan produk alat kesehatan (alkes) dalam negeri. Tujuannya, agar produktivitas serta daya saing industri alkes nasional semakin meningkat dan mandiri, sekaligus mendorong pertumbuhan perekonomian daerah. Hal itu diungkapkan Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan saat mendampingi Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meluncurkan Produk Alat Kesehatan Dalam Negeri (AKD) di PT Astra Komponen Indonesia (ASKI), Citeureup, Kabupaten Bogor, Rabu (2/11). Iwan menjelaskan, di Kabupaten Bogor, ada 14 perusahaan menengah besar dan 15 perusahaan alkes yang sudah terdaftar di dalam siinas Sistem Informasi Industri Nasional (SIINAS). Selain itu, ada 26 UKM di Sentra Logam Kecamatan Citeureup yang membuat alkes. Untuk fasilitas kesehatan, tercatat ada 29 rumah sakit yang empat di antaranya adalah RSUD. Jumlah RSUD juga akan bertambah karena satu RSUD di Bogor Utara sedang dalam tahap finalisasi pembangunan. "Ditunjang dengan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya seperti puskesmas 107 unit, pustu 121 unit, dan 202 poliklinik," ujar Iwan. Iwan menegaskan, Pemkab bogor melalui Dinas Kesehatan dalam kebijakan belanja barang dan alkes sudah mengarah pada upaya peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN) dengan memprioritaskan alat kesehatan dalam negeri. Yang jelas, upaya tersebut dilakukan dengan memperhatikan persyaratan keamanan, kualitas, tahan lama, harga terjangkau dan eco friendly atau ramah lingkungan. Iwan berharap, selain meningkatkan produktivitas dan kemandirian daya saing industri alkes nasional, langkah ini bisa sekaligus mendorong pertumbuhan perekonomian daerah. "Ke depan penggunaan alkes lokal di kabupaten bogor akan terus ditingkatkan agar produktivitas serta daya saing industri alkes nasional semakin meningkat dan mandiri, sekaligus mendorong pertumbuhan perekonomian daerah," tandasnya. Sementara itu, dilansir dari laman sehatnegeriku.kemkes.go.id, aat ini lebih dari 90 persen total pasar alkes Indonesia merupakan produk impor. Besarnya tingkat ketergantungan ini direspon pemerintah dengan mencanangkan transformasi kesehatan yang fokus pada 6 pilar. Transformasi ini mencakup peningkatan ketahanan sektor kefarmasian dan alat kesehatan, yang didorong oleh potensi pertumbuhan pasar dan peningkatan belanja sektor kesehatan yang besar. “Pasar kita sangat besar sekali. Kalau belanja sektor kesehatannya sebagian besar masuk ke Indonesia dan tidak keluar negeri maka pertumbuhan ekonomi kita akan tertopang tinggi dengan ini,“ kata Menkes Budi Gunadi Sadikin. Untuk itu, Menkes menekankan produksi dan belanja alat kesehatan dalam negeri harus dimaksimalkan. Di 2022, Kementerian Kesehatan menganggarkan belanja alat kesehatan dan obat-obatan sekitar Rp38 triliun. Dari jumlah tersebut, sekitar Rp17 triliun dialokasikan untuk belanja obat, vaksin dan alat kesehatan produksi dalam negeri. “Dari 38-39 triliun belanja, komitmen kita tahun ini sekitar 17 triliun untuk belanja dalam negeri, sekarang sudah 8 triliun,” terangnya. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah memerlukan dukungan serta komitmen dari para pelaku usaha dalam upaya mewujudkan kemandirian industri alat kesehatan, terutama pascapandemi Covid-19. (fin)

Tags

Terkini