METROPOLITAN.id - Badan Sosial Lintas Agama (Basolia) Kota Bogor bersama elemen masyarakat memperingati Hari Toleransi Internasional yang rutin dilakukan setiap 16 November. Peringatan Hari Toleransi Internasional di Kota Bogor dilakukan di depan Tugu Kujang untuk melakukan doa bersama lintas agama bersama seluruh pemuka agama mulai dari Islam, Kristen, Katolik, Budha, Konghucu, dan Hindu. Menurut Ketua Basolia Kota Bogor, Zaenal Abidin, peringatan Hari Toleransi Internasional oleh Basolia adalah untuk memberikan tauladan bagi masyarakat luas dalam kebersamaan hidup umat manusia. "Ya ini untuk menghargai yang berbeda. Kita harus saling menghormati bahwa rukun dalam keadaan yang berbeda dalam segala hal. Apakah itu agama, suku, adat istiadat, kita harus saling bertoleransi," kata Zaenal kepada Metropolitan.id, Rabu (16/11). Zaenal mengatakan, saat ini kondisi toleransi di Kota Bogor sudah di atas rata-rata. Tetapi, ada permasalahan yang mencoreng prestasi toleransi di Kota Bogor, yakni pada saat permasalahan pembangunan Gereja Yasmin Kota Bogor. "Kalau tidak ada kasus itu (Gereja Yasmin, red) saya rasa tidak akan muncul kasus tidak toleran. Kota Bogor ini sangat toleran dari dulu. Masyarakat biasa biasa saja tidak ada perubahan. Walaupun ada sekelompok, segelintir orang yang memang tidak toleran," ucap Zaenal. Kedepannya, Zaenal ingin Basolia bisa menjadi tolak ukur untuk masyarakat dalam kebersamaan dan perbedaan dalam hal toleransi. "Kita saling menghormati dalam perbedaan dan satu sama lain. Supaya tidak ada kelompok kelompok yang blok blokan, karena perbedaan itu sendiri," tandas Zaenal. Setelah melakukan doa lintas agama, para pemuka agama dan masyarakat yang mengikuti peringatan Hari Toleransi Internasional langsung melakukan long march dari Tugu Kujang sampai Vihara Dhanagun yang berada di Jalan Surya Kencana, Kota Bogor. (far/c/ryn)