METROPOLITAN.id - BMKG menyebut bahwa gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Cianjur berasal dari gerakan sesar Cimandiri.
Namun, rupanya hal itu diragukan oleh pakar geologi.
Selain itu, pakar juga menyebut bahwa gempa Cianjur pada Senin (21/11) juga berdampak pada aktivitas vulkanik di Gunung Gede.
Dikutip dari CNNIndonesia.com, Dosen Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran (Unpad) Dicky Muslim mengatakan bahwa melihat peta yang dirilis BMKG, titik gempa atau episenternya itu tidak di sesar Cimandiri.
“Jadi masih diragukan sesar Cimandiri," katanya, Rabu (23/11).
Ia menjelaskan, ada kemungkinan sesar penyebab dari gempa ini masih belum pernah diteliti.
Sehingga dibutuhkan penelitian terbaru di wilayah kegempaan.
"Mungkin masih bagian dari rangkaian Cimandiri, tapi dengan sistem yang agak berbeda.
Kalau dilihat dari karakternya, jarang kami menemukan, bahkan terjadi gemp susulan yang begitu banyak.
Harus ada penelitian lagi di wilayah ini," papar Dicky.
Selain itu, kata dia, dampak dari gempa di Cianjur pada Senin (21/11) itu mengakibatkan dapur magma di bawah Gunung Gede menjadi tidak stabil.
Sehingga berpotensi adanya aktivitas vulkanik.
Sehingga, sambung Dicky, adanya gempa yang tak terprediksi ini bisa jadi mengancam wilayah DKI Jakarta.
Sehingga harus ada kesiapan baik manajemen bencana maupun edukasi masyarakat. "Jadi dalam tanda kutip kita terlena.