berita-hari-ini

Cuaca Buruk, Nelayan Takut Melaut

Kamis, 29 Desember 2022 | 15:01 WIB
CUACA EKSTREM: Sejumlah kapal nelayan terpaksa diparkir di daratan akibat cuaca ekstrem yang terjadi satu minggu terakhir di perairan teluk Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.

METROPOLITAN - Cuaca ekstrem yang terjadi satu minggu terakhir di perairan teluk Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, membuat empat rumah dan satu warung wisata milik warga di pesisir Cipatuguran terdampak abrasi. Selain itu, ombak tinggi juga membuat nelayan tidak bisa melaut. Kasat Polair Polres Sukabumi, AKP Tenda Sukendar, mengatakan bahwa kondisi paling parah terjadi pada Kamis (22/12). Angin kencang disertai hujan membuat gelombang di sekitar pesisir cukup tinggi. ”Kamis itu sekitar pukul 14.00 WIB sampai 17.00 WIB angin cukup kencang berhembus dari laut ke darat yang mengakibatkan gelombang cukup tinggi dan menghantam bibir pantai di sekitar Batu Bintang yang mengakibatkan rumah dan warung yang ada sepanjang jalur pantai terkena abrasi,” beber Tenda. Tenda menyebut, empat rumah penduduk terkena dampak dan satu warung juga terdampak. Sebagian dapur tempat jualan warga terkikis ombak. ”Antisipasinya jadi kita berdasarkan fakta dan prakiraan BMKG. Dari kemarin kita mengimbau nelayan, wisatawan dan masyarakat yang ada di bibir pantai Palabuhanratu. Untuk nelayan sebaiknya tidak memaksakan melaut dan wisatawan tidak memaksakan berenang di pantai,” ujarnya. ”Untuk warga di pesisir pantai jangan sampai nyenyak tidur. Harus selalu waspada. Kalau ada saudara terdekat bisa ikut mengungsi dulu,” sambungnya. Ko n d i si se r u p a mempengaruhi nelayan. Mereka terpaksa tidak melaut. Mereka memilih menambatkan perahunya ke pesisir, bahkan tak sedikit yang diangkat ke daratan. ”Untuk nelayan sebaiknya tidak melaut belakangan ini, kurang lebih dua minggu. Di dermaga Palabuhanratu ini kebanyakan perahunya ditambatkan di dermaga, di pantai Cipatuguran juga kebanyakan dinaikkan ke darat. Sebagian ada yang ditambatkan di pantai,” papar Tenda. Sementara seorang nelayan, Ujang, mengaku sudah dua minggu tidak melaut. Warga Pa labuhanratu ini mengungkapkan, ombak dan angin kencang dirasakan cukup ekstrem belakangan ini. ”Hampir dua minggu kita tidak melaut. Cuaca ekstrem menyusahkan kita, ombak disertai angin besar. Seperti kemarin sudah berangkat melaut, sampai balik lagi ke darat,” keluhnya. Akibat hal itu, ia terpaksa kehilangan penghasilan. ”Nggak ada penghasilan selain dari melaut. Sejauh ini belum ada bantuan. Bayangkan saja, ketinggian (gelombang, red) hampir dua sampai tiga meter. Pas kemarin hujan itu angin kencang ya segitu. Daripada ada apa-apa mending balik lagi deh,” katanya. (dtk/suf/ py)

Tags

Terkini