METROPOLITAN - Keberadaan Jembatan Cisarua di Kampung Cisarua, RT 01/07, Desa Banyuresmi, Kecamatan Cigudeg, membutuhkan perbaikan dari pemerintah daerah. Karena kondisi jembatan yang sempat dibangun sepuluh tahun lalu ini yang menjadi akses warga ke luar kampung sudah memprihatinkan.
Terlihat Tembok Penahan Tebing (TPT) sudah banyak yang ambrol digerus derasnya Kali Citempuan dan akses masuknya hanya bisa dilewati satu kendaraan. Jika jembatan sepanjang 12 meter dengan lebar satu meter itu roboh, warga Kampung Cisarua terisolasi.
Warga sekitar, Tini (45), mengaku jembatan beton tersebut merupakan tumpuan warga. Jika keluar kampung, warga pasti melintasi jembatan ini. Sayangnya jembatan sepanjang 12 meter itu kondisinya mengkhawatirkan. “Saat ini TPT-nya sudah ambrol dan tembok jembatannya retak. Maka sewaktu-waktu bisa roboh,” ujarnya.
Menurutnya, jika jembatan tersebut roboh, warga akan terisolasi karena tidak ada lagi akses penghubung. “Nggak ada jalan lain, makanya harus lewat sini, Mas. Walaupun cuma pakai motor, tetap saja berbahaya. Apalagi bawa belanjaan banyak dari pasar,” katanya.
Senada, Saeful (36) mengatakan, Jembatan Cisarua hanya bisa dilewati sepeda motor saja dan itu pun harus bergantian. Setiap harinya, warga hilir mudik melewati jembatan tersebut. Maka, adanya jembatan yang kokoh sangat dinantikan warga. “Sudah jembatannya kecil, rawan roboh lagi. Bagimana mau menjadi Kabupaten Bogor termaju kalau masih seperti ini?” keluhnya.
Saeful menjelaskan, awalnya Jembatan Cisarua terbuat dari bambu dan tak ada lagi akses keluar kampung. Sepuluh tahun lalu, warga secara swadaya membuatkan jembatan beton. Namun, saat ini kondisinya sudah memprihatinkan dan rawan roboh. Warga berharap jembatan tersebut diperlebar sehingga bisa dilalui mobil. “Sudah beberapa kali diberi tahu tapi belum ada tanggapan sampai sekarang. Masyarakat ingin pemerintah melebarkan jembatan ini,” pungkasnya.
(ads/c/yok/run)