METROPOLITAN – Baru menjalani perawatan selama 12 jam, Ujang Nurjani bocah penderita gizi buruk asal Kampung Cisarua Lio, Desa Girijaya, Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi meninggal dunia di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
Informasi yang dihimpun sebelumnya, Ujang sempat dibawa ke RSUD Sekarwangi, Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Kemudian Kamis (2/2), Ujang dirujuk ke RSHS Bandung. Namun baru dua belas jam menjalani perawatan Ujang meninggal dunia Jumat (3/3) dini hari.
Tokoh masyarakat Desa Girijaya Febriansyah mengaku prihatin atas kondisi Ujang. “Kami semua berduka karena keterlambatan penanganan ini,” akunya.
Jasad bocah kelas enam Sekolah Dasar (SD) itu pun langsung dibawa pihak keluarga untuk dimakamkan di kampung halamannya. ”Semoga apa yang menimpa almarhum bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita semua,” imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan Ujang Nurjani (13) diduga mengalami gizi buruk sejak usia sepuluh tahun, saat ia duduk di bangku kelas tiga SD. Perutnya membuncit, sementara bagian tubuh lainnya mengecil.
Ibu kandung Ujang, Eneng, mengatakan dulu perkembangan tubuh anaknya normal. Namun setelah masuk ke kelas tiga SD sering sakit-sakitan dan perutnya membesar.
“Selama ini tidak berobat karena tidak punya kartu BPJS. Enggak tahu cara buatnya,” ujar wanita berusia 45 tahun yang sehari-hari pembuat tepung tapioka itu.
Warga Kampung Cisarua Lio RT02/06 Desa Girijaya Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi itupun tak kuasa menahan kesedihan saat sang buah hati pergi untuk selamanya.
Ujang pun dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Kampung Ciherang. Kesedihan tanpa kata menggelayut di rumah keluar pasangan Udin (47) dan Eneng. Satu persatu tetangga datang mengucapkan bela sungkawa atas kepergian Ujang. “Inginnya sembuh setelah dibawa ke rumah sakit. Karena memang ingin berobat ke dokter tapi selama ini tidak mampu,” ujar Eneng.
Kepergian Ujang sangat memukul keluarga sebab pada 2008 silam mereka juga kehilangan anak lainnya, kakak Ujang dengan penyakit yang kurang lebih sama. “Sudah cukup jangan ada lagi anak yang meninggal gara-gara penyakit ini,” imbuhnya.
Eneng dan Udin pun kini mengaku ikhlas dengan kepergian Ujang. Mereka mengakui jika selama ini memang tidak mampu memberikan gizi dan pengobatan yang baik untuk Ujang dan kakaknya karena kemiskinan.
(dtk/suk/er/dit)