Senin, 22 Desember 2025

Baru Dua Belas Jam, Ujang Meninggal

- Sabtu, 4 Februari 2017 | 09:33 WIB

METROPOLITAN – Baru menjalani pe­rawatan selama 12 jam, Ujang Nurjani bocah penderita gizi buruk asal Kampung Cisarua Lio, Desa Girijaya, Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi me­ninggal dunia di Rumah Sakit Hasan Sa­dikin Bandung.

Informasi yang dihimpun sebelumnya, Ujang sempat dibawa ke RSUD Sekarwangi, Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Kemu­dian Kamis (2/2), Ujang dirujuk ke RSHS Bandung. Namun baru dua belas jam menjalani perawatan Ujang meninggal dunia Jumat (3/3) dini hari.

Tokoh masyarakat Desa Girijaya Febri­ansyah mengaku prihatin atas kondisi Ujang. “Kami semua berduka karena ke­terlambatan penanganan ini,” akunya.

Jasad bocah kelas enam Sekolah Dasar (SD) itu pun langsung dibawa pihak kelu­arga untuk dimakamkan di kampung halamannya. ”Semoga apa yang me­nimpa almarhum bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita semua,” imbuhnya.

Sebelumnya diberitakan Ujang Nurjani (13) diduga mengalami gizi buruk sejak usia sepuluh tahun, saat ia duduk di bangku kelas tiga SD. Perutnya mem­buncit, sementara bagian tubuh lainnya mengecil.

Ibu kandung Ujang, Eneng, mengatakan dulu perkembangan tubuh anaknya nor­mal. Namun setelah masuk ke kelas tiga SD sering sakit-sakitan dan perutnya membesar.

“Selama ini tidak berobat karena tidak punya kartu BPJS. Enggak tahu cara buat­nya,” ujar wanita berusia 45 tahun yang sehari-hari pembuat tepung tapioka itu.

Warga Kampung Cisarua Lio RT02/06 Desa Girijaya Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi itupun tak kuasa menahan kesedihan saat sang buah hati pergi untuk selamanya.

Ujang pun dimakamkan di Tempat Pe­makaman Umum Kampung Ciherang. Kesedihan tanpa kata menggelayut di rumah keluar pasangan Udin (47) dan Eneng. Satu persatu tetangga datang mengucapkan bela sungkawa atas ke­pergian Ujang. “Inginnya sembuh setelah dibawa ke rumah sakit. Karena memang ingin berobat ke dokter tapi selama ini tidak mampu,” ujar Eneng.

Kepergian Ujang sangat memukul kelu­arga sebab pada 2008 silam mereka juga kehilangan anak lainnya, kakak Ujang dengan penyakit yang kurang lebih sama. “Sudah cukup jangan ada lagi anak yang meninggal gara-gara penyakit ini,” im­buhnya.

Eneng dan Udin pun kini mengaku ik­hlas dengan kepergian Ujang. Mereka mengakui jika selama ini memang tidak mampu memberikan gizi dan pengoba­tan yang baik untuk Ujang dan kakaknya karena kemiskinan.

(dtk/suk/er/dit)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X