Darmin (45) warga Kampung Cimenteng RT 02/12, Desa Sukasirna, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi hanya bisa tertunduk meratapi nasibnya. Kemiskinan membuatnya tinggal di gubuk reyot berukuran 4x4 meter.
Darmin tidak hanya tinggal di gubuk dengan dinding bilik bambu yang sudah bolong dan bocor, tetapi tak mendapat fasilitas sosial dan kesehatan dari pemerintah. Derita Darmin tak cukup sampai di situ. Sang istri, Sani Mulyati juga meninggalkannya karena tidak tahan dengan kemiskinan yang membekapnya.
Untuk sekadar mengenyangkan perutnya, Darmin harus menunggu orang lain membeli kayu bakar dan rumput untuk pakan ternak darinya. Bahkan, jika ia sakit dan tidak bisa mencari rumput atau kayu bakar untuk dijual, maka tak jarang Darmin harus berpuasa hingga seminggu. “Saya jarang ketemu nasi. Sudah terbiasa makan singkong, tapi kalau tidak ada yang bisa dimakan, saya puasa,” kata Darmin.
Darmin yang memiliki keterbatasan fisik tak banyak yang bisa dilakukannya. Ia hanya bisa mencari rumput dan kayu bakar untuk dijual ke tetangga yang membutuhkan. “Paling bisa menjual rumput satu karung,” imbuhnya.
Lebih lanjut Darmin mengaku hanya memiliki kartu tanda penduduk (KTP) sebagai barang berharga miliknya. Dia tak memiliki jaminan kesehatan atau jaminan sosial apa pun. Kalau sakit, Darmin lebih memilih merenungi nasib di tengah hutan tak jauh dari gubuknya.
(suk/er/py)