Senin, 22 Desember 2025

Warga Ramai-Ramai Tanam Pohon Pisang Di Tengah Jalan

- Sabtu, 25 Maret 2017 | 10:27 WIB

METROPOLITAN – Warga Kampung Cimanggu, Desa Cimanggu, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, ramai-ramai menanam pohon. Kali ini di badan Jalan Raya Cimanggu yang menghubungi ruas jalan menuju pusat Ibukota Kabu­paten Sukabumi di Palabuhanratu.

Aksi tanam pohon yang dilakukan warga merupakan bentuk akumulasi kekesalan seiring kerusakan jalan masih belum dip­erbaiki. Padahal, kerusakan ruas jalan milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat itu telah berlangsung enam bulan. “Mudah-mudahan dengan aksi tanam pohon yang dilakukan warga dapat menggugah pe­merintah untuk segera memperbaiki Jalan Cimanggu secepatnya. Kerusakan jalan sudah berlangsung lama, kini telah men­capai puncaknya,” kata warga Palabuhan­ratu, Abdullah, belum lama ini.

Abdullah mengatakan, aksi spontan yang dilakukan warga sempat memperoleh perhatian para pengguna jalan. Kendati tanam pohon yang dilakukan warga sangat menganggu arus kendaraan, te­tapi sebagian besar mendukung langkah tersebut. Warga mendesak Jalan Raya Cimanggu diperbaiki dengan cara dicor agar tahan lama. “Sebenarnya jalan ini sempat diperbaiki. Tetapi kurang dari beberapa bulan, jalan ini kembali rusak. Bahkan kali ini kerusakan semakin parah. Warga berharap pemerintah membeton jalan agar tahan lebih lama,” katanya.

Menurut salah seorang warga, Iyan mengatakan, ruas jalan ini sangat vital dan dipadati berbagai jenis kendaraan penghubung Kota Sukabumi dan Kota/Kabupaten Palabuhanratu. Dampak ke­rusakan tersebut tak hanya membuat warga tidak nyaman saat bepergian. Ke­rusakan jalan pun telah membuat pemi­lik dan awak kendaraan penumpang merugi karena rusak berat. “Akibat jalan rusak, banyak kendaraan rusak berat. Karena itu, tanam pohon sekaligus men­ghindari kendaraan lalu-lalang berben­turan karena menghindari lubang menganga,” katanya.

MERUGI AKIBAT JALAN RUSAK

Akibat jalan rusak telah memicu terjadi kerusakan pada kendaraannya. Bahkan, sejumlah awak angkutan umum dari tiga trayek berbeda mengeluhkan dampak rusaknya jalan. Mereka mengaku rugi dua hingga tiga kali lipat.

Pendapatan yang diperoleh dari para penumpang sama sekali tak sebanding dengan ongkos perbaikan dan pembe­lian suku cadang. Apalagi harga suku cadang merangkak naik. “Belum termasuk biaya membeli premium yang mencapai dua kali lipat. Sebab, jarak tempuh ber­tambah hingga dua kali lipat,” kata awak trayek Lembur Situ-Warungkuara, Jujun.

Kerusakan ruas jalan di wilayah Kabu­paten Sukabumi tersebar di sepanjang ruas Jalan Raya Pangleseran, Kecamatan Gunungguruh hingga Ujunggenteng, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Suka­bumi. Panjang ruas jalan yang diperkira­kan mencapai 95.4 km itu, kini bisa di­tempuh kisaran enam hingga tujuh jam. Padahal sebelum kerusakan ruas jalan terjadi, para pengemudi mengungkapkan, perjalanan hanya ditempuh kisaran tiga hingga empat jam. “Karena banyak jalan rusak, perjalanan semakin lama. Apalagi saat hujan deras, jalan yang berlubang berubah menjadi parit yang berbahaya saat dilintasi,” kata pengemudi angkutan umum lainnya.

(rid/pik/ram/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X