METROPOLITAN – Warga Kampung Cimanggu, Desa Cimanggu, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, ramai-ramai menanam pohon. Kali ini di badan Jalan Raya Cimanggu yang menghubungi ruas jalan menuju pusat Ibukota Kabupaten Sukabumi di Palabuhanratu.
Aksi tanam pohon yang dilakukan warga merupakan bentuk akumulasi kekesalan seiring kerusakan jalan masih belum diperbaiki. Padahal, kerusakan ruas jalan milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat itu telah berlangsung enam bulan. “Mudah-mudahan dengan aksi tanam pohon yang dilakukan warga dapat menggugah pemerintah untuk segera memperbaiki Jalan Cimanggu secepatnya. Kerusakan jalan sudah berlangsung lama, kini telah mencapai puncaknya,” kata warga Palabuhanratu, Abdullah, belum lama ini.
Abdullah mengatakan, aksi spontan yang dilakukan warga sempat memperoleh perhatian para pengguna jalan. Kendati tanam pohon yang dilakukan warga sangat menganggu arus kendaraan, tetapi sebagian besar mendukung langkah tersebut. Warga mendesak Jalan Raya Cimanggu diperbaiki dengan cara dicor agar tahan lama. “Sebenarnya jalan ini sempat diperbaiki. Tetapi kurang dari beberapa bulan, jalan ini kembali rusak. Bahkan kali ini kerusakan semakin parah. Warga berharap pemerintah membeton jalan agar tahan lebih lama,” katanya.
Menurut salah seorang warga, Iyan mengatakan, ruas jalan ini sangat vital dan dipadati berbagai jenis kendaraan penghubung Kota Sukabumi dan Kota/Kabupaten Palabuhanratu. Dampak kerusakan tersebut tak hanya membuat warga tidak nyaman saat bepergian. Kerusakan jalan pun telah membuat pemilik dan awak kendaraan penumpang merugi karena rusak berat. “Akibat jalan rusak, banyak kendaraan rusak berat. Karena itu, tanam pohon sekaligus menghindari kendaraan lalu-lalang berbenturan karena menghindari lubang menganga,” katanya.
MERUGI AKIBAT JALAN RUSAK
Akibat jalan rusak telah memicu terjadi kerusakan pada kendaraannya. Bahkan, sejumlah awak angkutan umum dari tiga trayek berbeda mengeluhkan dampak rusaknya jalan. Mereka mengaku rugi dua hingga tiga kali lipat.
Pendapatan yang diperoleh dari para penumpang sama sekali tak sebanding dengan ongkos perbaikan dan pembelian suku cadang. Apalagi harga suku cadang merangkak naik. “Belum termasuk biaya membeli premium yang mencapai dua kali lipat. Sebab, jarak tempuh bertambah hingga dua kali lipat,” kata awak trayek Lembur Situ-Warungkuara, Jujun.
Kerusakan ruas jalan di wilayah Kabupaten Sukabumi tersebar di sepanjang ruas Jalan Raya Pangleseran, Kecamatan Gunungguruh hingga Ujunggenteng, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi. Panjang ruas jalan yang diperkirakan mencapai 95.4 km itu, kini bisa ditempuh kisaran enam hingga tujuh jam. Padahal sebelum kerusakan ruas jalan terjadi, para pengemudi mengungkapkan, perjalanan hanya ditempuh kisaran tiga hingga empat jam. “Karena banyak jalan rusak, perjalanan semakin lama. Apalagi saat hujan deras, jalan yang berlubang berubah menjadi parit yang berbahaya saat dilintasi,” kata pengemudi angkutan umum lainnya.
(rid/pik/ram/run)