METROPOLITAN - Teror jambret payudara hingga kini masih membuat resah warga di sejumlah desa di Kecamatan Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi. Korbannya adalah perempuan yang berjalan di jalanan sepi. Biasanya jalan lingkungan atau kampung.
Gara-gara jambret payudara ini, aktivitas kaum wanita di Kecamatan Bojonggenteng menjadi terganggu. Ibu-ibu tak berani sendirian keluar rumah, terutama jika harus berjalan kaki, termasuk untuk belanja kebutuhan sehari-hari.
Salah satunya Omah (45), pemilik warung di Kampung Cimuncang, Desa/Kecamatan Bojonggenteng. “Sejak banyak yang kena pegang payudaranya, saya jadi takut kalau ke pasar sendirian. Biasanya saya jalan kaki, sekarang nggak mau ah, takut,” jelas Omah kepada wartawan.
Saat ini warga Desa Bojonggenteng tengah mencari sosok pria misterius pengendara sepeda motor matik warna hitam, berjaket hitam dan mengenakan helm hitam. “Semua korban mengaku digerayangi laki-laki yang naik motor matik hitam. Ciri-cirinya sama. Kami intai tapi sampai saat ini belum dapat,” kata Sahirmurdani, salah seorang pemuda Kampung Cimuncang, RT 29/11, Desa/Kecamatan Bojonggenteng.
Sejumlah wanita di Kampung Cimuncang memang menjadi korban aksi asusila ini. Tercatat ada tiga warga Kampung Cimuncang yang payudaranya dipegang pengendara sepeda motor mesum tersebut.
RSW (33) seorang ibu rumah tangga dan NF alias PJ (15) pelajar Madrasah Tsanawiyah (MTs) serta EL (28) karyawati, ketiganya menjadi korban jambret payudara saat di jalanan sepi di sekitar Kampung Pamatutan, Desa/Kecamatan Bojonggenteng. “Yang saya tahu selain tiga warga kami, ada Bu DD seorang guru sekolah dasar dan NJ yang baru lulus sekolah MTs tahun kemarin. Korban semuanya lagi jalan sendirian di antara Kampung Cimuncang, Pamatutan dan Cijolang,” lanjut Sahirmudani.
(raw/suk/ram/run)