METROPOLITAN – Ratusan pelajar berhamburan keluar dari Gedung El Fitra Islamic Scintifis School di Jalan Cibodas, Kelurahan Antapani Kidul, Kota Bandung. Para pelajar itu berlari menuju lapangan terbuka yang jaraknya tak jauh dari posisi gedung. Secara bersamaan mereka keluar sambil berteriak, lantaran terjadi gempa bumi berkekuatan 7 Skala Ricter.
Para penyelamat yang sudah siap siaga terdiri dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB) Kota Bandung, TNI, Polri, PMI dan beberapa komunitas serta relawan nampak sibuk mengevakuasi korban. Ditunjang peralatan dan alat penunjang keselamatan, tim penyelamat itu merangsak masuk ke dalam gedung yang struktur bangunannya sudah berantakan.
Akan tetapi, aksi heorik tim penyelamat itu hanyalah simulasi bencana gempa bumi. Sebab, Kota Bandung dibayangi bahaya patahan lembang yang berpotensi terjadi gempa bumi.
Kepala DPKPB Kota Bandung, Ferdy Ligaswara menjelaskan, simulasi tanggap bencana sebagai langkah awal mengedukasi warga khususnya para tenaga pengajar agar tanggap dan sigap menghadapi bencana yang tak bisa direncanakan.
“Kami ingin warga bisa menyelamatkan diri sebelum bantuan datang. Khususnya, di tempat-tempat publik dan pusat pendidikan dimana banyak anak-anak belum mengerti serta memahami soal bencana,” ucap Ferdy saat ditemui usai acara simulasi penanggulangan bencana di El Fitra Islamic Scientific School.
Ferdy melanjutkan, dari simulasi bencana yang diajarkan diharapkan kesigapan semua lapisan masyarakat tumbuh dengan sendirinya sehingga bisa menolong sesama dan meminimalisir jatuhnya korban jiwa.
“Alhamdulilah kami sudah memetakan skenario terburuk dalam simulasi. Mereka diajarkan cara berlari ke tempat aman, memilih area yang benar dan tindakan cara menolong,” paparnya.
Jauh dari itu, lanjut Ferdy, simulasi ini juga bukan berarti bisa dilepas begitu saja. Pihaknya berharap warga bisa lebih responship ketika melihat atau merasakan ada gejala yang berpotensi bencana.
“Kami akan terus melakukan pendekatan dengan seluruh komponen warga tanpa terkecuali,” jelasnya.
Fredy meminta, seluruh lapisan masyarakat termasuk pelayanan publik agar paham terhadap kondisi alam yang kerap terjadi.
“Selain sekolah, nanti kami akan lakukan simulasi di perkantoran dan rumah sakit. Kami sudah mencanangkan ada relawan sebanyak 25.000 orang yang terbentuk dari Linmas, SKPD, TNI dan Polri,” pungkasnya.
Sumber : pojokjabar.com