METROPOLITAN - Setelah meledak menjadi viral dengan puisi "Tapi Bukan Kami Punya," yang dibacakan panglima TNI di dua acara penting, Denny JA publikasi puisi lainnya: Burung Garuda Teteskan Air Mata. Puisi "Tapi Bukan Kami Punya," berisi potret ketimpangan sosial. Desa dan kota bertambah kaya tapi bukan kami punya. Puisi itu dianggap panglima TNI Gatot Nurmantyo sangat tepat menggambarkan ancaman Indonesia ke depan. Puisi Garuda Teteskan Air Mata menggambarkan bangsa yang sedang terbelah. Sejak pilkada Jakarta banyak komunitas terbelah dua kubu. Isu apapun yang datang, segera terpilah menjadi baik bagi kubu ini versus buruk untuk kubu itu. Dan begitu sebaliknya. Garuda menangis karena Indonesia terbelah. Lalu tedengar suara bapak bangsa yang menyatakan "Jangan Lupakan Kami." Mereka sudah beri nyawa. Tapi kau lah yang harus berikan makna. Puisi itu menjadi sejenis motivator untuk merekatkan kembali nilai kebangsaan. Ujar Denny, semua pihak jangan menambah terbelahnya bangsa. Ambil bagian sekecil apapun untuk merekatkannya kembali. Bulan puasa dapat menjadi momentum membersihkan kemarahan, prasangka dan hidup kembali bersama dalam satu bangsa. Lengkapnya puisi Denny JA bisa dibaca di bawah ini: Burung Garuda Teteskan Air Mata (Jangan Lupakan Kami) Denny JA Suatu hari yang heboh Berkumpul para tokoh Peristiwa tak biasa Pertama kali dalam sejarah Burung Garuda simbol negara Teteskan air mata Periksa sekali lagi Sahut menyahut para ahli Benarkah itu air mata? Benarkah menetes dari mata Garuda? Fakta tak terbantah Menangis burung garuda Untuk pertama kalinya Para ahli tafsir dikumpulkan Misteri harus dipecahkan Ini masa yang susah Bangsa sedang terbelah Apapun yang tiba Maknanya mendua Baik di sini Buruk di sana Pahlawan di sini Penjahat di sana Dipuji di sini Di maki di sana Apapun yang tiba Menjadi peluru saling tembak Belati saling tusuk Panah saling melukai Sejak pilkada Jakarta Banyak hal berubah Retak cermin di dinding Retak pula peta Indonesia Bom meledak di kampung melayu Ledakannya memercik jauh Menambah luka bangsa yang terbelah Menambah pekik bangsa yang tercabik Berdatangan para serigala Mengolahnya menjadi senjata Memberondong ke atas Memberondong ke bawah Memberondong segala penjuru Luka bangsa Semakin menganga Tokoh bangsa yang paling senior bertanya Apakah air mata burung garuda Berhubungan dengan bangsa terbelah? Tiba tiba ada suara Keluar dari mulut burung garuda Para ahli sejarah Segera mengenalinya Ada suara Bung Karno Ada suara Bung Hatta Ada suara Muhamad Yamin Ada suara Dokter Sutomo
Jangan lupakan kami
Tahun 1908, kami bersama
Berjuang bangkitkan bangsa
Sudah beri apa yang bisa
Jangan lupakan kami"
"Tahun 1928 kami bersumpah
Satu bangsa satu bahasa
Sudah beri segala punya
Jangan lupakan kami"
" Tahun 1945 kami membela
Berjuang untuk merdeka
Sudah beri kami punya nyawa
Jangan lupakan kami"
"Kini kami tinggal nama
Kaulah yang memberi makna"
Selesai itu koor suara
Selesai pula air mata burung garuda
Sumber : htribunnews.co