METROPOLITAN - Komoditas jagung memiliki posisi penting dan strategis dalam perekonomian nasional, lantaran fungsinya yang multiguna sebagai sumber bahan pangan serta bahan baku industri pakan ternak. Bahkan daun dan batangnya bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak sapi. Karena itu, pemerintah menetapkan komoditas jagung sebagai salah satu komoditas prioritas untuk dikembangkan, di samping padi dan kedelai. Pemerintah berkeinginan memenuhi kebutuhan jagung dari produksi dalam negeri sehingga sampai saat ini pemerintah belum membuka kran untuk impor jagung.
Hal tersebut disampaikan Bupati Sukabumi Marwan Hamami usai pelaksanaan Gerakan Tanam Jagung dan Kedelai di Desa Cibenda, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, beberapa waktu lalu. Menurut Marwan, peluang itu harus bisa dimanfaatkan, mengingat Kabupaten Sukabumi memiliki potensi lahan yang cukup luas untuk pengembangan jagung, baik lahan milik masyarakat, perkebunan, kehutanan dan lahan adat maupun lahan Perum Perhutani.
Dikatakan pula, berkaitan dengan pengembangan kedelai yang harus disikapi pemerintah yaitu nilai jual dari petani kepada pedagang pengumpul harus menarik dengan harga wajar dan ketersediaan benih yang dibutuhkan pada waktunya. ”Hal ini sering kali sulit diperoleh dan menjadi PR bagi kita semua untuk menyediakan benih yang diperlukan para petani,” jelasnya.
Karena itu semua pihak terkait dalam penyediaan sarana produksi, baik yang dilaksanakan pengadaannya oleh kelompok maupun melalui bantuan sarana langsung yang diberikan oleh pemerintah, harus tepat waktu, tepat jumlah dan tepat sasaran sehingga tidak mengecewakan para petani kedelai.
Marwan pun berharap melalui Gerakan Tanam Jagung dan Kedelai ini dapat meningkatkan produksi serta produktivitas untuk mendukung penyediaan bahan baku industri pakan ternak dan pengembangan peternakan ayam di Kabupaten Sukabumi serta untuk ketersediaan bahan baku tahu tempe. Di samping itu juga dapat memotivasi para petani untuk menanam jagung dan kedelai dengan memanfaatkan lahan-lahan kering dan lahan marginal yang masih kosong tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Sukabumi. “Serta lahan bekas panen padi sehingga areal tanam jagung dan kedelai meningkat,” tutup Marwan.
(sop/hep/ram/un)